Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara "Deleted" Pikiran Negatif agar Tetap Positif

5 November 2019   21:11 Diperbarui: 5 November 2019   21:23 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suka atau tidak suka, setiap hari Anda berhadapan dan terpapar dengan apa yang disebut dengan kritik, yang nyaris non stop 24 jam setiap hari. Akibatnya sangat berbahaya karena bisa merusak pikiran Anda dengan hal yang negatif.

Cermati apa di beritakan oleh beragam media seperti televisi, radio, media sosial, media daring dan media cetak. Beragam kritik yang memancing dan menggoda pikiran Anda untuk menguyah habis-habisan.

Perhatikan saja, misalnya kritik APBD 2020 DKI yang disusun oleh sang Gubernur, berseliweran kritik sana kritik sini. Atau ikuti protes dan kritik masyarakat tentang kenaikan iuran BPJS yang mencekik publik, bahkan pada skala internasional pun muncul berita kritik tentang rencana pemakzulan Presiden USA Donald Trump yang tingkah lakunya selalu mangandung dan mengundang kontroversi.

Teman saya, seorang penerbit sukses tinggal di Pati, menulis di akun media sosialnya : "Saya tidak mau menulis kritik, lebih baik memberi saran."  Sebaliknya ada ibu-ibu yang setiap hari mengkritik anak-anaknya (juga suaminya) dengan pendirian: "Kritik itu perlu, agar ada perbaikan, agar yang dikritik berubah". Dan ada pula suara kritik dari politisi bahwa kritik itu membangun, bukan menjelekkan.

Seorang bijak mengatakan bahwa demikian banyak kritik; yang penting sesungguhnya adalah mengkritik diri sendiri, contemplation, istilah kerennya.

Yang dimaksudkan oleh pesan bijak itu adalah, "bukankah kita setiap malam harus mawas diri apa yang telah kita lakukan sepanjang hari?".

Hari yang sudah berlalu menjadi kritik untuk diri sendiri; apa yang tidak baik kita lakukan, apa yang seharusnya lebih baik dapat kita lakukan, dan apa yang menyebabkan kita kehilangan kesempatan dalam hari yang baru lalu.

Sebagai seorang yang beriman kemudian kita mawas diri atas kesalahan atau dosa yang telah kita lakukan, kemudian sangat penting untuk mohon ampun dan berjanji untuk memperbaiki.

Dengan mawas diri, mengkritik diri sendiri malam sebelum tidur, kita bawa dalam doa dengan permohonan pengampunan dan keyakinan bahwa Allah yang Maha Baik akan mengampuni kesalahan dan dosa kita hari itu. Allah yang Maha Sempurna menciptakan kita agar tidak perlu melakukan kesalahan/kekurangan hari-hari berikutnya.

Dan Allah berseru demikian "...marilah kita meninggalkan semua beban dan dosa yang merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan..." (Ibrani 12). Kita diciptakan dengan tujuan mulia, agar kita menjadi positif. Malam ini kita dapat tidur nyenyak, besok pagi bangun segar penuh semangat!

Bangun pagi segar, sujud mengucapkan syukur, bersemangat untuk menjadi manusia yang berguna, sadar agar memulai dengan pemikiran positif. Kita ketahui bahwa lawan kata positif adalah negatif; juga bahwa orang yang berpikir negatif sering menunjukkan gejala stres. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun