Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Zona Tidak Nyaman karena Propaganda

29 September 2019   05:44 Diperbarui: 29 September 2019   06:19 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Apa yang terjadi akhir-akhir ini di negeri kita? Suasana tidak nyaman! Mengapa?

Salah satu jawabannya karena propaganda diteriakan, digalakkan, diulang-ulangi terus menerus. Siapapun yang berda dalam situasi itu pasti tidak nyaman dan tidak aman. Hidup menjadi sangat terganggu dan menjadi sumber segala macam "penyakit".

Walaupun sesungguhnya ada begitu banyak faktor penyebab ketidaknyamanan itu, tapi kali ini nampak bahwa propaganda yang paling menonjol.

Apa yang dimaksud sebagai propaganda?

Propaganda adalah seni manipulasi opini publik melalui media massa, juga melalui public relations, yang kita kenal sebagai "humas". Propaganda disiapkan agar khalayak mengikuti tingkah laku propagandist atau yang menjalankan propaganda.

Merupakan usaha institusi untuk secara sistemik menyiarkan dan menularkan informasi menurut rancangan, biasanya ditujukan pada mereka yang berpikiran sempit baik karena kurang menguasai situasi politik atau minim pengetahuan beragama.

Salah satu slogan propaganda yang sangat terkenal adalah  Tell a Lot of the Truth, but Never Tell the Whole Truth. Atau terjemahan bebasnya adalah Ceritakan banyak tentang kebenaran, tetapi jangan ceritakan seluruh kebenaran.

Sebenarnya slogan itu berasal dari ahli-ahli periklanan, yang dalam suatu pertemuan tahunan dari the Associated Advertising Clubs of the World di tahun 1924; yang merupakan taktik beriklan yang disetujui. 

Slogan ini kemudian lebih tepat diterapkan dalam ilmu berpropaganda seperti yang ditulis oleh Stuart Ewen's di tahun 1976 dalam bukunya Captains of Consciousness: Advertising and the Social Roots of the Consumer Culture.  

Dalam dunia periklanan faham ini masih berlaku, seperti di Indonesia dikatakan "namanya iklan" -- nggak apa-apa lah jika tidak seluruhnya benar banget! Sedang mereka yang mendalami ilmu komunikasi politik ada yang membentuk faham bahwa komunikasi melalui iklan dan public relations mengarah pada target khalayak yang akan memberikan suara, yang merupakan pemilih yang berkampanye.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun