Harus dilakukan kajian ulang tentang alasan keadilan sebagai pertimbangan sistem zonasi ini. Karena sesungguhnya, ketika masih ada sebagian masyarakat yang sangat membutuhkan tetapi tidak mendapatkannya, apalagi kalau dilakukan dengan "manipulasi jarak zonasi" semakin menjauhkan sistem zonasi ini dari harapan keadilan.
Keadilan yang tidak jelas sebagai tujuan sistem zonasi, dan penghapusan sekolah favorit sebagai cara pemerataan juga semakin tidak meyakinkan bahwa itu pertimbangan yang baik untuk masa depan pendidikan di negeri ini.
Sekolah favorit sebagai indikasi kualitas sekolah yang baik, sesungguhnya merupakan salah satu cara untuk meningkatkan dan mendorong prestasi anak-anak negeri untuk mengejar kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ini penting sekali karena masa depan bangsa dan negeri ini akan sangat tergantung dari generasi muda untuk menjadi peraih dan pencipta kemajuan di bidang teknologi, inovasi dan kemajuan lainnya.
Sangat disayangkan ketika sistem zonasi seakan alergi terhadap terminologi sekolah favorit dan menginginkan semuanya sama. Sebuah paradigma yang nampaknya mundur dalam meraih kemajuan dibidang iptek dan inovasi.
Semoga segera ada penuntasan anak-anak yang diperlakukan tidak adil terhadap penerapan sistem zonasi dalam PPDB baik untuk tahun ini maupun tahun depan.
YupG. 2 Juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H