Gesture, facial expressions, body langue, eye gaze, appearance; adalah sub-bagian ilmu psikologi sosial yang juga dipelajari dalam ilmu komunikasi nonverbal.
Setiap hari, setiap orang, bereaksi melalui komunikasi nonverbal.
Tidak hanya dari tone of voice, lagak suara seseorang; yang sering kita ketahui juga dari eratnya berjabat tangan, ini menunjukkan diri kita, apakah kita orang yang kuat menghadapi tantangan atau seorang yang lemah.
Yang paling utama dari komunkasi nonverbal langsung tampak dari facial expression, ekspresi wajah yang merupakan cermin diri pribadi.
Kemudian gesture, yaitu sikap tubuh kita; dari cara berjalan, berdiri, duduk atau pun menghadapi seseorang atau suatu sidang/rapat. Sikap kita mengatur tubuh bergerak, banyak dipengaruhi oleh budaya lokal.
Bagi orang Jepang menghormat harus dengan membungkukkan badan, bagi orang Jawa jika ingin berjalan di depan yang lebih kita hormati, kedudukannya atau usianya lebih dari yang akan dilewatinya, harus mengucapkan "permisi atau mohon lewat" sedikit menunduk sambil membuka telapak tangan kanan dan mengacungkan ke depan, tangan kiri diletakkan di bagian belakang tubuh.
Begitu pula dalam sidang MK terlihat sopan-santun ketimuran, ketika sidang masih berjalan, jika seseorang merasa perlu meninggalkan ruang persidangan dia akan berdiri hormat menundukkan kepala ke depan di mana deretan hakim MK duduk.Â
Posture atau sikap seseorang mengatur gerak langkah, bahkan tegapnya seseorang berjalan memandang ke depan, ataukah dia menunduk ketika berjalan.
Ini termasuk kajian nonverbal komunikasi, juga behaviour social psychology. Dapat dipelajari agar sesorang lebih diterima oleh lingkungannya, juga mencerminkan tingkah laku seseorang yang beradab, mulia atau yang "tdak tahu diri"
Gerakan tangan tampak jelas di layar TV dari seseorang pejabat penunjang tim termohon dalam sidang MK hari Selasa hingga dini hari Rabu tanggal 19 hingga 20 Juni, 2019, yang duduk di deretan kedua siap menjawab untuk memberikan informasi tambahan bagi ketua yang duduk tepat didepannya.
Sangat disayangkan gesture, atau sikap pejabat yang tampak sebagai pria nggantheng, masih muda, tinggi semampai; bagaimana dia menopang dagu atau menggarukkan kepalanya; sekali-sekali tampak kesiapannya menjawab pertanyaan atasannya untuk bertugas.