Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Awas, Kinerja Anda Anjlok Setelah Libur Panjang

7 Juni 2019   21:59 Diperbarui: 8 Juni 2019   07:16 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kita mengadakan movement secara spatial, 3 dimensi, kita merasa nyaman dan yakin tempat kita bekerja aman bahkan menunjang untuk berprestasi, untuk dapat memberikan performa terbaik buat produktivitas diri kita juga buat semua peserta dalam ruang/kantor kita bekerja.

Tindakan investigative tidak hanya atas ruangan, tempat duduk, area bekerja kita; tindakan investigative juga berlanjut secara sopan atas kerabat kerja, lawan bicara kita. Tindakan demikian perlu agar kita dapat berfokus kemana kepada siapa atau pada bagian pekerjaan yang mana.

Movements: investigative dan focusing semua harus berjalan secara otomatis dari dalam pribadi kita, namun bila belum terbiasa, mulai dari sekarang ayo mari kita berlatih.

Sekarang kita harus mengatur derap langkah kita, apakah harus dipertegas, dipercepat atau akan diperlambat.  Derap langkah dalam bahasa Inggris disebut pace.

Bergerak dalam bekerja bukan hanya secara fisik, tangan dan kaki atau tubuh yang bergerak, lebih penting adalah pikiran dan hati kita dapat kita atur pergerakannya, menyesuaikan dinamika pekerjaan yang kita hadapi.

Fokus akan gerakan tindakan kita apakah harus lebih tegas atau dengan diplomasi halus, tergantung situasi dan kondisi, namun harus dapat dirasakan (dengan berfokus).

Pace disesuaikan dengan tempo; artinya derap tindakan kita harus kita sesuaikan waktu yang tersedia, apakah urgent and important, sehingga harus diprioritaskan; ataukah important tetapi tidak urgent, dapat digeser untuk pekerjaan yang lebih penting.

Mungkin pace and tempo, derap dan waktu yang tersedia, menjadi gawat; maka timbul pressure, tekanan dalam diri kita. Dalam menghadapi tekanan sehubungan waktu yang tersedia dan pentingnya pekerjaan, diri pribadi yang tajam perasaan akan memberikan signal untuk menarik diri atau malahan menyerang menghadapi situasi demikian.

Bagaimana mengasah agar mempunyai perasaan tajam? Lebih banyak itu karena tingkatan spiritual masing-masing.  Untuk dipahami bahwa, dapat dilatih misalnya melalui latihan Neuro Linguistic Programming atau latihan meditasi/yoga

Biasanya actions menghadapi pressure mengarah tindakan dan movement kuat, agresif dan solid (mantap). Actions meredam pressure mengarah pada movement, gerakan, yang "kalem", bersabar dan kadang-kadang bersikap "tidak peduli" (meskipun tidak sesungguhnya, melainkan melalui kepedulian yang  ditenangkan!).

Berikut beberap contoh movement yang terjadi pada waktu mengalami pressure:

  1. Melemparkan atau membanting sesuatu, membuka dokumen dengan cepat secara kasar,  meremas tangan, menggaruk rambut kepala dengan keras, mengerutkan dahi. (Kita berharap tidak melakukan tindakan geram yang menggambarkan karakter negatif; mungkin perubahan raut muka terjadi otomatis dan sukar untuk dicegah -- namun semua dengan latihan kesabaran dan awareness, "eling" hal paling kecil sebagai pertanda geram karena tekanan pekerjaan dapat dicegah)
  2. Jika kita dapat mengontrol diri, maka movement, tindakan kita adalah mengurangi tekanan. Contoh: berjalan tegap tanpa menghentakkan sepatu, berjalan mulus dan hati-hati, tidak menimbulkan suara. Memandang kedepan dengan senyum. Melipat tangan diatas meja atau diatas pangkuan (bukan menunjukkan diri dengan melipat tangan diatas dada). Mengangguk ramah, memberikan salam, menjabat tangan dengan tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun