Dan setiap orang bisa menafsirkannya sesuai dengan isi pikiran, hati masing-masing. Sebab, 1000 foto memiliki 1000 makna. Setiap orang bebas memberikan makna dan arti pada dua foto fenomenal di atas.
Paling tidak, ada sejumlah alasan yang bisa diungkapkan mengapa dua foto ini menjadi sangat penting dan dianggap fenomenal nan bersejarah bagi Indonesia.
Pertama
Foto ini terjadi dan diambil dalam momen yang sangat penting, yaitu ketika Ibu Ani Yudhoyono meninggal dunia dan dikebumikan di TMP Kalibata, karena beliau termasuk pahlawan di republik ini dalam periode yang tidak singkat.
Kemudian, momen Idul Fitri 1440-H, di mana seluruh umat Muslim di Indonesia merayakan hari kemenangan setelah 30 hari menjalani ibadah puasa. Dan saatnyalah untuk saling bermaaf-maafan dan memulai lembaran yang baru sambil melupakan masa lalu yang menyakitkan.
Kedua
Foto ini terjadi di tengah-tengah suasana politik negeri ini yang sedang berada pada puncaknya karena baru saja selesai Pemilu serentak, dan hasilnya sedang digugat oleh para peserta kontestasi politik, baik Pilpres maupun Pileg, dan akan berhadapan di ruang-ruang sidang Mahkamah Konstitusi, setelah masa libur lebaran.
Ketiga
Perbedaan pilihan politik selama ini, terutama sejak terjadinya reformasi 1998, telah membuat masing-masing berada dalam jalur yang berbeda. Perbedaan yang sangat tajam bahkan muncul ketika harus berada dalam situasi memilih.Â
Publik sangat mengerti bagaimana dahulu ketika Presiden ke-5 RI, Ibu Megawati dan Pak Sby menjadi salah satu orang kunci dalam Kabinet Gotong Royong pada saat itu, lalu harus berpisah dalam periode berikut. Bahkan Sby menjadi orang nomor 1, RI-1 di negeri ini selama 10 tahun, dua periode sebagai Presiden.
Selama itulah nampaknya ada ketegangan yang tidak bisa disembunyikan oleh keduanya, terutama oleh Megawati, yang seakan-akan ada penolakan keberadaan SBY secara politik.
Dan perjumpaan dalam bentuk bersalaman pada saat pemakaman Ibu Ani menjadi momen cairnya ketegangan yang selama bertahun-tahun seakan-akan ada nada bernyanyi "tiada maaf bagimu", tetapi duka karena Ibu Ani meninggal, lagu itu berubah menjadi di sana ada ruang maaf bagimu.
Keempat
Proses Pemilu serentak, khususnya Pilpres 2019, telah mengantarkan kedua belah pihak berada dalam koalisi yang berseberangan. Ibu Megawati dengan gerbong PDIP, konsisten berada dalam gerbong Koalisi Kabinet Kerja (KKK), yang dipimpin oleh Jokowi sebagai RI 1.Â
Sementara SBY dengan Partai Demokrat memilih untuk berada dalam gerbong Koalisi Adil Makmur (KAM) di bawah komando Capres 02, Prabowo Subianto.