Hari pertama Idul Fitri 1440 H Rabu 5 Juni 2019, dimanfaatkan oleh Agus Harimurti Yudhoyono untuk datang berjumpa dengan Presiden RI Joko Widodo. Namun, kali ini AHY tidak datang sendirian, tetapi dia datang  dengan adiknya Edhi Baskoro Yudhoyono, masing-masing dengan istri mereka yaitu Anissa Pohan dan Siti Aliyah Rubi Rajasa.
Kedatangan AHY tidak saja untuk menyampaikan selamat hari raya lebaran 1440 H, tetapi juga sejumlah ucapan terima kasih keluarga SBY atas kehadiran dan dukungan Jokowi dalam proses dan terutama acara pemakaman Ibu Ani Yudhoyono yang sangat berkesan.
Seakan suasana yang sudah sangat mencair dari ketegangan dan hiruk pikuk politik paska pengumuman hasil Pilpres oleh KPU dengan aksi kerusuhan 22 Mei, menjadi larut kembali dengan suasana Idul Fitri yang memberikan kegembiraan bagi masyarakat Indonesia yang merayakannya.
Tidak bisa dihindari tentang begitu kuatnya harapan publik akan situasi yang nampak teduh damai ini akan terus menjadi bagian dalam situasi politik kedepan hingga penetapan akhir hasil Pilpres dan Pileg 2019 sampai pada pelantikan RI-1 dan RI-2 pada 22 Oktober 2019 yang akan datang.
Itu sebabnya, lalu kedatangan AHY ke istana negara menemui Jokowi menjadi perhatian publik yang sangat bermakna. Mengapa? Karena dalam sebulan terakhir ini paling tidak, ada dua kali agenda khusus pertemuan antara AHY dengan Presiden Joko Widodo.
Pertemuan pertama terjadi pada tanggal 2 Mei 2019, dan kemudian pertemuan kedua tanggal 22 Mei 2019 yang merupakan undangan khusus dari Jokowi kepada AHY yang terjadi di Istana Keprsidenan di Bogor. Tentu saja, diluar pertemuan-pertemuan yang tidak diatur secara formal antara keduanya.
Walaupun pertemuan hari ini 5 Juni 20019 yang hanya berlangsung dalam waktu 15 menit, dan Jokowi didampingi oleh putranya Kaesang Pangarep, dan hanya terbatas menyampaikan Salam Idul Fitri dan ucapan terima kasih keluarga, namun tetap saja memberikan bobot makna yang akumulatif tentang dinamika politik yang sedang berjalan.
Kendati Prabowo dan Sandi menggugat hasil Pilpres ke Mahkamah Konstitusi, nampak bahwa publik memprediksi tentang kemungkinan kemenangan ada dipihak pasangan Jokowi-Ma"ruf Amin. Dengan demikian, maka ranah dan konstelasi pemikiran publik akan terarah pada kemungkinan AHY menjadi salah seorang figur yang bisa memperkuat kabinet kerja Jokowi untuk periodenya yang kedua.
Pergunjingan opini publik tentang berbagai kemungkinan dan peluang bagi AHY untuk masuk, atau kemungkinan AHY juga tidak mau masuk dalam kabinet Jokowi periode kedua ini, lalu menjadi dinamika yang menarik. Terlebih bila dikaitkan dengan agenda politik jangka panjang untuk tahun 2024 maupun 2029 tentu akan lebih menarik lagi.