Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menyentil Inkulturasi dan Humanisme dalam Konteks Zaman Now

1 Juni 2019   17:42 Diperbarui: 1 Juni 2019   20:22 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://photos.torajaland.net/toraja/catholic-church-makale-tana-toraja.html

Sebenarnya sejak abad 14 renaisance mulai berkembang dalam kesusteraan Italia. Pada waktu itu timbul gerakkan humanisme, gerakan yang mencari inspirasi pada kesusteraan klasik dari Yunani dan Roma.

Seorang humanis adalah seorang yang mendalami sastra dan budaya kuno. Michelangelo (1475 - 1565) disebut sebagai salah seorang humanis, karena karya lukisan, ukiran, dan arsitekturnya menunjukkan hasil karya bermutu tinggi tentang manusia mulia.

Demikian pula Leonardo da Vinci (1452 - 1519), Nicolaus Copernicus (1473 -1543), Johannes Kepler (1571 - 1630) dan Galileo Galilei (1564 - 1643).  Juga  Francis Bacon (1561 -1623); orang-orang ini semuanya telah membawakan pembaharuan luar biasa di bidangnya masing-masing.

Francis Bacon, orang Inggris ini, mengkomunikasikan karya-karyanya untuk memperbaharui teori Aristoteles tentang cara memandang kedepan tentang ilmu pengetahuan dengan mengemukakan teori barunya yang disebut Novum Organum.

Buku aslinya ditulis dalam bahasa Latin, yang jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris menjadi:  "New Instrument of Science."

Disana Bacon menganjurkan pemikiran berdasarkan alasan yang memikirkan induksi dan deduksi, yaitu verifikasi dari hal-hal kecil untuk lebih diperluas pengertiannya.

Novum Organum  merupakan asal-muasal penelitian untuk mendapatkan kebenaran, eksplorasi alam yang sesungguhnya dan menolak pemikiran berdasarkan perasaan yang kemungkinan dapat salah, agar diverifikasi  tidak berdasarkan asumsi.

Gagasan Bacon untuk memperbaharui pemikiran Aristoteles, yang terlebih dahulu menyampaikan filsafat Organon (berarti suatu alat --maksudnya: pikiran), yang lebih mementingkan pembuktian intelektual daripada membuka tabir alamiah.

Menurut Bacon, Aristoteles terlalu berpusat pada pemikiran deduktif. Dalam pengajaran Bacon, ingin  menunjukkan bahwa pemikiran dan pendekatan ilmiah induktif lebih bermakna.

Dalam buku ke duanya, Bacon mengemukakan  dengan mencari alasan berdasarkan induksi, ilmuwan dapat lebih diterangi atas fenomena nyata sebagai "true induction" (i.e. the scientific method - cara ilmiah yang benar). Dengan meverifikasi hal-hal kecil dalam penelitian dapat melanjutkan ke kajian hypothesis.  

Bukankah sejak beberapa tahun terakhir Kemenristek-Dikti menganjurkan cara pendekatan meningkatkan riset dan pengembangan teknologi dengan menggalakkan agar semua Perguruan Tinggi berkiprah demikian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun