Perayaan untuk memperingati hari kenaikan Yesus Kristus ke surga pada hari ini menjadi sangat berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dan mungkin juga untuk peringatan pada tahun-tahun berikutnya.Â
Karena saat ini, di bulan Mei ini Indonesia sedang berada dalam suasana politik dengan tensi tinggi, tetapi saat yang sama juga umat muslim sedang menjalani bulan puasa yang sudah memasuki hari ke 25 sebelum Idul Fitri tiba.
Tidak bisa dipungkiri bahwa hasil Pilpres yang sudah diumumkan seminggu yang lalu oleh KPU harus berbuntut kerusuhan yang memakan korban jiwa meninggal dan  sejumlah yang luka-luka serta perusakan dan pembakaran serta berbagai isu yang membuat Indonesia berada dalam situqi yang sangat tegang dan tentu tidak nyaman dalam menjalani hari demi hari.
Indonesia harus bersyukur karena saat yang sama umat Muslim sedang menjalani ibadah puasa ketika ketegangan Pilpres ini memuncak. Saya sangat yakin, bahwa suasana bulan puasa ini ikut  mempengaruhi sangat kuat bagi kondusifnya situasi politik Pemilu serentak 2019 ini. Karena disana, umat yang sedang puasa, sedang berada dalam puncak kekuatannya untuk menahan dan mengendalikan diri agar kesucian hati, pikiran dan perilaku itu paripurna menjelang Idul Fitrie.
Saya sendiri tidak bisa membayangkan ketika kerusuhan 21, 22 dan 23 Mei yang lalu tidak dalam bulan puasa. Sangat mungkin, situasinya lebih chaos lagi.Â
Inilah kenyataannya pahit yang harus ditelan oleh masyarakat Indonesia saat ini. Karena sesungguhnya, tindakan aksi kerusuhan yang nampaknya dirancang oleh kelompok tertentu sungguh sungguh menodai kesucian bulan Ramadhan penuh hikmat dan berkat itu.
Saya juga berpikir, dengan penanganan kerusuhan oleh pihak aparat Kepolisian yang sudah jauh lebih baik bahkan profesional serta masa puasa yang sedang dinikmati oleh umat muslim mendorong masa dan eskalasi aksi kerusuhan tidak terlalu lama dan luas.
Hari ini umat Kristiani di seluruh dunia dan Indonesia akan merayakan serta memperingati Hari Kenaikan Isa Almasih, Yesus Kristus yang naik ke surga setelah menyelesaikan misi dan tugas dari Allah di dunia ini, yaitu menyelamatkan manusia dari segala macam dosa dan perbuatan keji yang sudah dilakukan.
Kenaikkan Isa Almasih menjadi salah satu tonggak kunci iman percaya bagi umat Kristiani yang mengimani tentang kehidupan yang kekal setelah kematian. Rangkaian perjalanan ujian iman itu terjadi ketika Yesus mengalami pencobaan dari si iblis selama 40 hari di gurun pasir, kemudian melewati penderitaan, disiksa, di salibkan, mati dan dikuburkan sebagi simbol penderitaan yang paling berat yang sering dilewati oleh manusia.
Kebangkitan Yesus pada hari ketiga yang di peringati sebagai Hari Paskah, menjadi tongkat iman umat bahwa kematian telah di kalahkan dan ada kehidupan setelah nya. Manusia tidak perlu takut dengan kematian, karena itu sebuah tahap perjalanan iman menuju kehidupan yang kekal yaitu bersama dengan Tuhan Allah di surga pada waktunya.
Kenaikan Yesus ke Surga merupakan pemenuhan nubuatan yang sudah di janjikan oleh nabi-nabi sebelumnya bahwa setelah 40 hari dari kebangkitannya dari kematian, maka Anak Manusia, Yesus Kristus akan naik ke surga kembali kepada Bapaknya di surga.