Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Salah Memilih Kebenaran Demi Menyelamatkan Sesama

29 Mei 2019   19:02 Diperbarui: 29 Mei 2019   19:04 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I.

Apabila diminta untuk menentukan pilihan, apakah kebenaran duniawi atau kebenaran surgawi, secara spontan saya yakin pilihan Anda akan jatuh pada kebenaran surgawi. Mungkin, suara Anda akan menegaskan begini, "kebenaran surgawilah yang saya pilih". Saya juga sangat mungkin akan memilih hal yang sama, yaitu memilih kebenaran surgawi itu!

Tetapi, ketika selesai menjawab, saya juga yakin bahwa di dalam hati Anda akan muncul keragu-raguan tentang pilihan itu. Anda ragu, apakah benar pilihan kebenaran surgawi itu telah benar-benar mencerminkan perilaku hidup keseharian yang Anda jalani selama ini?

Nampaknya problemnya menjadi jelas sekarang. Setiap manusia sangat sadar dan memahami bahwa seharusnya, kebenaran surgawilah yang menjadi acuan dalam memilih dan bertindak dalam segala hal dan semua situasi yang dihadapi. Tetapi, sangatlah sulit melakukannya didalam perilaku sehari-hari.

Jadi, Anda bertindak tidak sesuai dengan kebenaran surgawi, dan mengetahui bahwa itu merupakan penyimpangan hidup yang tidak seturut surgawi, dan karenanya juga menyadari hidup yang menyimpang setiap kali tidak mampu melakukan kebenaran surgawi itu.

Apabila ada upaya untuk menyadarinya, itu tentu sangatlah baik. Tetapi tidaklah cukup hanya menyadarinya. Karena yang dibutuhkan adalah memperbaiki perilaku yang menyimpang itu agar seturut dengan kebenaran surgawi.

Di bagian inilah ternyata berbeda setiap orang dalam menjalani hidupnya yang terus menyimpang atau terus menjadi serupa dengan kebenaran surgawi itu. Maksudnya adalah, orang yang menyadari tentang penyimpangan perilakunya, dan akan berjuang keras setiap hari untuk memperbaikinya hari demi hari, dan karenanya menjadi benar, dan hidupnyapun menyerupai kebenaran surgawi itu.

Tetapi, sangat lebih banyak orang yang menyadari dan memahami penyimpangan perilakunya, tetapi menyerah pada situasi yaitu pasrah di dalam kebenaran duniawi, dan terus menerus semakin menjauh dari kebenaran surgawi itu. Pilihan ini akan berakhir dengan tragis dan mengenaskan, sebab hidup dengan kebenaran duniawi itu, ujungnya adalah kebinasaan, dan neraka bukan surgawi.

II.

Pertanyaannya adalah apa perbedaan yang mendasar antara kebenaran duniawi dengan kebenaran surgawi itu?

Satu hal mesti disadari dan dimengerti bahwa kebenaran duniawi pasti berbeda dengan kebenaran surgawi. Peberdaannya adalah ibarat langit dan bumi. Artinya, kalau kebenaran surgawi itu adalah siang, maka kebenaran duniawi itu adalah malam. Jadi tidak pernah berjumpa antara kebenaran duniawi dengan kebenaran surgawi. Ketika Anda memelihara kebenaran surgawi, maka pada saat itu Anda tidak memiliki kebenaran duniawi. Sebaliknya juga demikian, saat Anda berada dalam kebenaran duniawi, maka pada saat itu juga Anda tidak lagi merasakan kebenaran surgawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun