Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kerusuhan Berlanjut, Rupiah Bisa Tembus Rp 15 Ribu per Dolar AS

22 Mei 2019   19:37 Diperbarui: 23 Mei 2019   04:05 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://palembang.tribunnews.com/2018/10/03/sejak-20-tahun-terakhir-depresiasi-rupiah-kali-ini-terlemah

Akhirnya nilai rupiah hari ini langsung anjlok dan menyentuh angka Rp.14.512 per dolar AS. Pengumuman hasil rekapitulasi nasional oleh KPU yang memenangkan Jokowi-Maaruf tak mampu menguatkan rupiah dibandingkan dengan aksi demo yang dilakukan oleh massa di depan kantor Bawaslu, jalan Thamrin, dan berlanjut hingga lewat tengah malam di wilayah tanah abang.

Bahkan terjadi pengrusakan dan pembakaran sejumlah mobil di asrama Brimob, dan adanya korban jiwa yang jatuh karena bentrok massa dengan pihak keamanan, langsung pasar keuangan meresponse secara negative. Dan berakibat nilai rupiah terkapar menurun sekitar 0,22 %, demikian juga dengan IHSG yang sudah seminggu tertekan, masih tertekan lagi, dan angkanya masih dibawah angka psikologis Rp 6.000.

Dinamika ini menjadi sangat penting, karena reaksi pasar, reaksi investor sangat representatif untuk menilai tingkat kegawatan sebuah situasi politik yang sedang terjadi di dalam negeri.

Pemahamannya bahwa ketika situasi politik yang berada dalam ketegangan karena potensi konflik menjadi serius, maka investor atau pasar memahami sebagai sebuah ketidakpastian, dan ketidakpastian akan menjadi menimbulkan efek negative bagi pasar. Investor tidak akan berani mengambil posisi untuk melakukan investasi, malah akan menarik dananya dari instrument pasar yang ada.

Dengan kerusahan antara massa dan pihak keamanan semalam di jalan Thamrin, maka pasar langsung bereaksi negative, dan akibatnya nilai rupiah dan IHSG menjadi terkoreksi.

Pasar akan terus mengamati kecenderungan kuat yang akan terjadi, dan investor akan mengambil posisi atau sikap wait and see sambil menunggu hari pembukaan pasar esok hari.

Artinya bila situasi tidak terkendali, kerusuhan akan berlanjut dan dengan intensitas yang semakin besar dan luas, maka dipastikan nilai rupiah akan semakin tertekan dan juga IHSG akan semakin tertekan.

Beban Rupiah Berat

Seperti beberapa hari yang lalu di kemukakan oleh Menteri Keuangan SMI bahwa ekonomi Indonesia semakin menghadapi tekanan yang sangat berat. Terutama tekanan global yang sedang terjadi, yaitu perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

Belum lagi deficit  neraca perdagangan Indonesia yang sangat serius pada April 2019, menambah beban terhadap rupiah yang semakin tertekan.

Dan sekarang, tekanannya semakin bertambah dengan reaksi penolakan pengumuman hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2019 oleh KPU. Dengan diturunkan massa yang beraksi di jalanan sejak Selasa 21 Mei 2019 hingga saat ini Rabu 22 Mei 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun