Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Hal yang Ditakutkan dalam Aksi 22 Mei

19 Mei 2019   16:16 Diperbarui: 20 Mei 2019   11:12 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nasional.kompas.com/read/2019/05/18/21372871/jubir-prabowo-sandiaga-kalau-ada-yang-bilang-kami-ingin-makar-dan

Judul berita Reuters Sabtu 18 Mei 2019 adalah U.S. embassy issues Indonesia security alert ahead of election results. Sebuah maklumat tegas, Kedubes AS di Jakarta mengeluarkan peringatan keamanan menjelang hasil Pemilu yang dijadwalkan hari Rabu, karena pihak berwenang Indonesia telah menangkap hampir 30 tersangka militan, termasuk beberapa yang menurut polisi mampu meledakkan bom dengan menggunakan jaringan Wi-Fi.

Dari pemberitaan lokal berbagai media online dan jaringan televisi menjelaskan kalau Capres 02 Parbowo Subianto akan langsung turun ke jalanan memimpin aksi pada saat pengumuman hasil Pilpres oleh KPU pada hari Rabu 22 Mei 2019.

Giliran Prabowo akan memimpin aksi jalanan ini, sudah di duga sebelumnya sebagai rangkaian agenda kubu Capres 02 untuk memprotes berbagai penyelewengan pelaksanaan Pilpres 2019.

Agenda turun jalanan ini merupakan kelanjutan dan rangkaian agenda Aksi Damai yang akan dilakukan mulai besok tanggal 20 Mei yang akan dipimpin langsung oleh Titiek Soeharto yang "mantan istri' Capres 02.

Manakutkankah aksi Prabowo pada hari rabu ini? 

Dari pemberitaan Reuters, nampak bahwa tidak ada yang ditakutkan dan mengkuatirkan aksi kubu Prabowo ini, karena hanya sekedar untuk memanfaatkan sisa waktu yang tersedia untuk terus mencari ceruk menjadi pemenang Pilpres 2019.

Tetapi yang ditakutkan sesungguhnya adalah kelompok radikal terorisme yang akan memanfaatkan momen aksi 22 Mei 2019 untuk melancarkan aksi mereka dengan meledakan bom di beberapa tempat. Peledakan bom dan membawa kehancuran dan korban dan kekacauan dimana-mana menjadi target dari kelompok terorisme ini.

Seperti di jelaskan oleh pihak kepolisian, mereka adalah bagian dari jaringan kelompok JAD, Jemaah Ansharut Daulah sebagai instrument mewujudkan Negara Islam di Indonesia, sebagai ideologi yang harus di realisir.

Juru bicara Kepolisian Republik Indonesia, Muhammad Iqbal, mengatakan kepada wartawan dalam sebuah penjelasan pada hari Jumat bahwa polisi bulan ini telah menangkap 29 tersangka yang terkait dengan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) - kelompok yang terkait dengan Negara Islam terbesar di negara itu - dan menyita setidaknya lima bom rakitan di berbagai lokasi di Jawa dan Sulawesi Utara (reuters.com).

Seperti publik sudah memahami bahwa kelompok JAD ini sangat mengharamkan demokrasi yang di lakukan melalui Pemilu sebagai wujud dari peran masyarakat dalam sebuah negara. Bagi kelompok terorisme ini demokrasi merupakan musuh utama. Artinya pula bahwa siapapun pimpinan, presiden yang terpilih oleh Pemilu itu haram bagi mereka.

Jadi, yang ditakutkan seharusnya adalah aksi teror yang mungkin akan dilakukan oleh berbebagai oknum atau lembaga.

Dengan penangkapan sekitar 29 orang anggota yang terkait kelompok JAD ini, maka tidak ada alasan bagi pihak keamanan, Polri untuk tidak menyusun pasukan mengantisipasi semua kondisi yang terjelek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun