Â
Sudah bisa di duga apa yang akan terjadi menjelang Rabu 22 Mei 2019, ketika KPU akan mengumumkan hasil-hasil yang di capai dalam pesta demokrasi yang terkenal terumit di dunia saat ini, yaitu  Pemilu serentak Pilpres dan Pileg 2019-2024 yang menelan biaya ratusan triliun rupiah, bahkan menelan korban jiwa lebih 500 orang dan ribuan petugas KPPS terkapar sakit.
Peserta dalam kontestasi akbar sekali 5 tahun ini akan menunggu dengan was-was, harap-harap cemas, hati dan pikiran naik-turun, bahkan tensi darah dan semua penyakit bisa saja kambuh seketika.Â
Terutama para kandidat yang merasa perolehan suaranya tidak menjanjikan untuk menang akan menjadi "siksaan psikologis" tersendiri ketimbang mereka yang merasa lolos menjadi sang pemenang baik anggota Legislatif maupun Capres.
Hari-hari dan detik-detik menjelang tanggal 22 Mei 2019 seakan menjadi "lonceng kematian" bagi yang kalah. Apalagi kalau selama persiapan hingga saat perhitungan suara berjalan telah mengeluarkan sumber daya yang luar biasa, uang yang tidak sedikit, tenaga, waktu, dan tim kerjanya masing-masing ini semua seakan menjadi kesia-siaan belaka.
Nampaknya betul, bahwa saat KPU nanti akan mengumumkan hasil akhirnya maka betul-betul itu menjadi lonceng kehidupan yang menandakan kekalahan atau sebagai pemenang.
Nampaknya, itulah yang sangat terasa ketika berlangsungnya acara akbar dari Kubu Prabowo - Sandi dan Tim BPN-nya di Hotel Grand Sahid Jaya, Selasa 14 Mei 2019 di Jakarta, dengan acara bertajuk "Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019", yang video sekitar 1,5 jam panjangnya telah beredar luas di sosial media dan youtube.
Dan hari ini menjadi  hot issues pemberitaan tentang sikap dari kubu Prabowo yang menolak hasil Pilpres yang curang sejak saat kampanye hingga proses perhitungan dilakukan oleh KPU. Dan lebih seru lagi, kubu Capres 02 ini menyatakan sikap dengan tegas tidak akan mengajukan tuntutan hukum melalui MK atas semua kecurangan yang mereka temukan.
Sikap yang dipertontonkan oleh kubu Prabowo dengan BPN nya, menjelaskan 3 hal penting yaitu merasa terdesak, merasa putus asa, dan menjadi naif atau  kekanak-kanakan bahkan ngambek. Sebab, susah sekali untuk mengidentifikasi hal-hal sebaliknya dari ketiga sikap diatas.
Merasa Terdesak
Betulkan kubu Prabowo-Sandi merasa terdesak saat ini? Orang yang berada dalam situasi terdesak akan memperlihatkan perilaku yang berbeda dengan orang yang tidak terdesak, dan bahkan cenderung perilakunya agresif dan menyimpang bila tidak mampu mengendalikan diri.