"Bapak Ibu sekalian adalah presidennya desa. Desa ini lebih kecil, seperti negara kecil. Jadi Bapak Ibu semuanya seperti presiden tapi di desa" - Joko Widodo
Pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa Kepala Desa itu adalah presiden desa, sungguh sederhana namun makna dan pesan yang disampaikan tidaklah sesederhana ungkapannya, baik dari sisi organisasional, manajerial, sosial, edukasi, dan masa depan bangsa dan negeri yang sangat majemuk ini.
Pernyataan Jokowi yang disampaikan dalam acara Silaturahmi Nasional Pemerintahan Desa se-Indonesia di Jakarta pada hari Rabu 10 April 2019, menjelaskan dan menegaskan bagaimana pandangan seorang Presiden Indonesia dalam melihat dan menempatkan Desa sebagai sebuah basis pembangunan yang berorientasi pengentasan masyarakat miskin.
Sejak masa kampanye menjelang Pilpres 2014, Jokowi menawarkan sebuah strategi pembangunan Indonesia yang sama sekali berbeda dari pendahulu-pendahulunya. Salah satu yang sangat penting adalah strategi membangun Indonesia mulai dari pinggir, mulai dari desa-desa, dan bukan mulai dari kota, apalagi tidak lagi dimulai dari Jawa.
Membangun Indonesia dari pinggiran dan bukan dari dalam kota dimulainynya, dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan inilah yang Jokowi maksudkan sebagai salah satu kaki dari Strategi Nawacita dalam agenda prioritas pembangunan Kabinet Kerja Jokowi-JK 2014-2019.
Melalui Kementerian Pembanguan Desa Tertinggal dan Transmiigrasi selama 4 tahun terakhir, desa telah menjadi priomadona  dalam derap pembanunan di Indonesia dalam era kepemimpinan Presiden Jokowi dan JK.
Kalau selama ini tidak ada masalah-masalah besar yang muncul dari desa sangat mungkin sebagai akibat dari program pembangunan desa yang dijalankan oleh pemerintahan selama sejak tahun 2014. Di Desa disana, sedang sibuk terus membangun dengan berbagai program yang digagas baik oleh Kantor PDT dan Transmigrasi maupun yang muncul sebagai inovasi dan kreatifitas dari masyarakat desa sendiri.
Mungkin banyak kita dari kota yang sudah jarang ke desa, sehingga tidak faham bahwa di desa sudah jauh lebih maju dalam melaksanakan pembangunan dengan berbagai reformasi yang dikerjakan oleh pemerintah terkait dengan mendorong percepatan pembangunan yang dilakukan.
Istilah-istilah seperti Prukades, BUM Desa, Embung Desa, Raga Desa, Desa Inovasi, dan sebagainya menjadi indikasi dinamika pembangunan desa yang tidak kalah penting dengan yang terjadi di kota-kota besar.
Guliran dana desa yang disediakan oleh pemerintah dari tahun ketahun yang terus meningkat sungguh membawa dampak yang sangat luar biasa didesa yang dialokasikan Rp 1 miliar per desa. Bahkan tahun 2019 angka terus menaik menjadi rp 1,3 miliar perdesa. Kalau jumlah desa saat ini sebanyak 74.957 desa akan mendapatkan total anggaran hingga 75 trilun.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!