Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemimpin yang Miskin Empati akan Menjadi Otoriter

2 April 2019   19:06 Diperbarui: 2 April 2019   19:36 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: panafricanvisions.com

Pemimpin yang memiliki empati yang kuat dapat diharapkan lebih mengerti tentang apa yang sedang dirasakan dan dipikirkana serta logika yang sedang digunakan oleh lawan bicaranya. Dan pemimpin seperti ini lebih dapat mengakomodir dan menerima perbedaan-perbedaan pendapat yang muncul, dan bukan menyalahkan dan mebodohin orang lain.

Sering kali pemimpin yang memiliki empati yang kuat, selalu beerorientasi pada tindakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dan bukan menghidarinya, terutama dalam keadaan yang darurat dan mendesak sekali. Bahkan dalam kondisi tidak menekan pemimpin yang memiliki empati suka menolong, lebih care pada orang lain, tidak agrsif dan lebih mengutamakan kepentingan orng lain daripada kepentingan sendiri. Kesan sangat kuat sebagai pemimpin yang mengayomi semua pengikutnya.

Menjadi seorang yang berempati dalam memimpin selalu menunjukkan sikap yang sangat intens terhadap memperhatikan orang lain, dan sangat tidak menyukai kekerasan, menyakiti orang lain, apalagi bermusuihan menjadi sangat jauh dari seorang pemimpin yang berempati.

Dalam menghadapi sebuah pertengkaran atau konflik sekalipun, sangat mampu menahan dan mengenddalikan diri dengan bijaksana, dan berusaha sekuat tenaga untuk memahami orang lain. Sehingga konflik sangat mungkin tidak akan melebar kemana-mana.

Tapi, Awas! Anda harus mampu membedakan antara empati dan simpati. Dua hal ini berbeda secara substantive. Karena kalau simpati itu berisi pengertian yang terlalu melarut dan melibatkan diri didalam pikiran maupun perasaan  orang lain.

III. Berempati itu sebuah Skill

Menjadi pemimpin yang berempatik menjadi kebutuhan pada dinamika perubahan yang menmgandalkan keterlibatan semua orang dalam mensukseskan sebuah pekerjaan, proyek atau program apapun. Dengan gaya kepemimpinan melayani yang jiwanya adalah empatik, maka akan sangat efektif dalam membangun sebuah keberhasilan.

Karena mampu berempatik  itu  menjadi sebuah skill maka perlu latihan yang terus menerus dengan interaksi yang intens dengan orang lain. Keterampilan utama yang dubutuhkan adalah menjadi pendengar yang aktif dan baik. Jangan bereaksi pada apa yang diucapkan orang lain tetapi lebih utama adalah apa yang dirasakan dan dipikirkan orang lain. Menggunakan Bahasa tubuh yang positif dan eksplisit akan sangat ampun dilakukan.

Dengan Bahasa tubuh yang benar dan baik maka orang merasa dihargai, ditanggapi, diperhatikan sehingga muncul saling memperhatikan dan saling mempercayai dalam sebuah relasi kepemimpinan.

Fahami pula bahwa pemimpin yang tak memiliki jiwa empatik, cenderung akan dilihat oleh orang lain sebagai pribadi pemimpin yang hanya fokus pada dirinya sendiri, nampak menjadi sangat egois dan menuntut difahami oleh lawan bicaranya. Sering sekali menyatakan rasa tidak setuju hanya untuk berselisih pendapat saja, dan dipastikan hampir tidak pernahterlibat secara emosi dengan masalah masalah maupun kegembiraan orang lain.

Kemampuan dan keterampilan berempatik akan lebih efektif lagi apabila sebagai pemimpin mampu mengenali  kepribadian masing-masing  kelompok yang ada sebagai bawahannya. Mengenali berbagai tiba kepribadian kelompok yang dimpimpinnya akan menjadi pintu masuk lebih efektif mengelola mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun