Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kekuatan Berdonasi Atasi Masalah Kemanusiaan Akibat Gempa

14 Maret 2019   14:25 Diperbarui: 17 Maret 2019   17:01 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gempa yang terjadi di Sigi, Palu Sulawesi Tengah dan Lombok di NTB memakan banyak korban jiwa dan kehancuran infrastruktur sehingga korban-korban masih membutuhkan dukungan dan bantuan.

Berdasarkan data data yang sudah diselease oleh BNPB memperlihatkan korban yang menjadi beban negara untuk menolong mereka. Di Palu saja korban yang meninggal sebanyak 2101 orang, 1373 orang hilang, luka berat 2549 orang, 8130 orang luka ringan, mengungsi 206.219 orang dan terdapat sekitar 1724 bangunan-bangun, sekolah hancur berantakan. Kalau gempa Lombok menelan korban jiwa 515 orang, 431.416 luk berat, bahkan ada sekitar 76.765 buah banguan publik hancur-hancuran.

Angka-angka korban dan kerugian ini mungkin secara statistik tidak sebesar yang terjadi di Aceh tahun 2004/2005, tetapi sesungguhnya dampak dan akibat yang jauh lebih besar mahal adalah "kegoncangan jiwa dan keberadaan kehidupan masyarakat yang menjadi korban". Disana ada trauma yang sangat berat yang akan mempengaruhi kehidupan selanjutnya. Dan bila tidak ditangani akan menjadi persoalan dimasa yang akan datang.

Sebagai anak bangsa di negeri ini, masalah ini tidak bisa dibiarkan, harus ditangani dan diselesaikan secepatnya. Dan tentu saja, tidak mungkin hanya pemerintah saja, tetapi seluruh masyarakat Indonesia harus turut ambil peran dan bagian dengan cara yang kreatif dan smart adanya.

Mari Berdonasi Secara Smart

Harus diakui bahwa kesadaran masyarakat Indonesia untuk saling membantu, saling berdonasi bagi korban bancana alam masih belum memadai. Padahal, dengan populasi sekitar 265 juta orang warga Indonesia, harusnya itu menjadi sumber penyelesaian masalah kemanusiaan yang dihadapi bersama.

Apa yang sedang dikerjakan oleh Yayasan Allianz Peduli yang ingin mengajak masyarakat untuk berdonasi hunian sementara (HUNTARA) dan toilet individual patut dispreasiasi habis karena sangat simpel dan kreatif, yaitu Lifechanger Concert. Konsert music sambil berdonasi, unutk mambantu membangun sekitar 1000 buah HUNTRA dan toilet individual bagi pengungsi di Sigi dan Lombok.

Cara menggalang donasi ini menarik karena kreatif. Semua yang membeli tiket dimasukkan sebagai sumbangan atau donasi bagi kegiatan kemanusiaan di Lombok dan Sigi. Penyelenggaraan konser penggalangan dana Lifechanger Concert di Allianz Ecopark Ancol Jakarta pada 9 Maret 2019 mendatang sebagai bentuk ajakan berdonasi dan mengubah kehidupan melalui musik.

Membangun hunian sementara, sangat penting bagi para pengungsi, walau hanya sementara, tetapi bisa menjadi memulihkan semangat kehidupan mereka sambil memepersiapkan langkah besar lainnya keluar dari masalah bencana ini. Adapun huntara tersebut sangat membantu para korban untuk berteduh karena saat ini mereka tinggal di tenda-tenda dan rumah kurang layak.

Sesungguhnya ada banyak cara berdonasi yang smart apabila disiapkan dengan serius dan baik. Selain dengan cara-cara pertunjukkan musik seperti Lifechanger Concert ala Allianz.

Misalnya dengan "Aksi Donasi Rp 1000", atau boleh juga disebut "AKSI1000", atau "AKSI2000". Dana yang dikumpulkan diperuntukan buat membantu warga terkena bencana. Cara ini nampak sederhana, tetapi menurut pengalaman tidak mudah. Cara kreatif menggalang 1000 rupiah itu bisa kerjasama dengan berbagai pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun