Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rabu Abu, Memaknai Hidup yang Rapuh

7 Maret 2019   07:09 Diperbarui: 7 Maret 2019   18:50 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
standardmedia.co.ke

Kemanusiaan Anda akan teruji ketika sesamamu manusia berada dalam situasi yang tidak baik, menderita, sakit, terpuruk, terluka, teraniaya, terpinggir nan termarginalkan dan terbuang dengan sia-sia oleh sesamanya manusia juga.

Tuhan menginginkan semua itu. Damai ditengah umat ciptaannya, sukacita merayakan kehidupan yang Tuhan berikan, dan membawa kekuatan dan semangat untuk terus melanjutkan hidup yang ada dibumi ini.

Tidak Ada Ketakutan

Ketakutanlah yang membuat hidup manusia tidak menjadi aman dan damai. Bahwa ketakutan itu bagian dasar kebutuhan emosi setiap manusia, tetapi siapapun tidak perlu dikuasai terus oleh ketakutan. Di dalam ketakukan, hidup menjadi tidak damai, dan tidak sejahtera. Hidup yang demikian tidak diinginkan oleh Tuhan sendiri.

Hanya Tuhan sendirilah yang mampu mengusir ketakutan itu di dalam diri manusia. Dan lihat, Yesus sendiri telah menaklukaan ketakutan yang paling ditakutkan oleh setiap orang, yaitu kematian.

Kebangkitan Yesus dari kuburan, kebangkitan dari kematian. Merupakan fondasi dasar iman yang dimiliki oleh setiap orang. Jangan takut, karena Tuhan bersama Anda. Lihat, dia sudah berjanji akan datang untuk kedua kalinya menjemput setiap orang yang percaya dan setia kepadaNya.

JaminanNya pasti, tetapi tidak setiap orang akan menerima kepastian janji itu, karena hanya berlaku bagi mereka yang tetap setia kepadaNya. Setia kepadaNya, artinya melakukan kehendakNya dari hari lepas hari.

Selamat memasuki masa Raya Paskah. Tuhan Memberkati Anda !

YupG, 6 Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun