Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengenali Praktik "Abuse Keuangan" dan Target Korbannya

19 Desember 2018   11:01 Diperbarui: 19 Desember 2018   18:40 1089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah taktik yang sangat efektif dari pelaku abuse keuangan. Karena melalui komunikasi yang sangat dekat, familiar, friendly, hangat maka si pelaku akan mudah memakskan kehendaknya bagi si korban.

Tentu saja targetnya adalah memindahkan sejumlah dana atau uang kepada si pelaku dengan 1001 alasan yang kelihatannya sulit ditolak oleh si korban.

3. Emosional rentan.
Wajar jika ingin membantu dan mendukung anggota keluarga dan sulit untuk mengetahui bahwa tidak ada kebutuhan nyata. Beberapa korban yang atergolong orangtua berumur lanjurt usia diintimidasi oleh kerabat yang lebih muda yang membuat tuntutan keuangan.

Emosi orangtua lanjut usia yang sangat rentan terhadap kebutuhan kerabat dekat, saudara bahkan teman karib membuat mereka menjadi makan empuk bagi si pelaku abuse keuangan ini.

4. Memiliki asset keuangan.
Orang-orang tua yang berumur lansia menjadi target para pelaku abuse keuangan yang menarik karena pada umumnya orangtua yang lansia ini sangat mungkin memiliki harta keuangan yang disimpan, memiliki rumah mereka sendiri dan memiliki kredit yang baik dengan tranck record yang baik di lembaga keuangan.

Orang-orang yang berusia lanjut memiliki kondisi psikologi yang cenderung lebih kesepian dan membutuhkan perhatian dan interaksi daripada orang dewasa atau orang muda yang lain. 

Mereka cenderung memilih bekerja atau terlibat dalam kegiatan sosial yang membuat mereka lebih rentan terhadap penipuan. 

Situasi mereka semakin menjadi target empuk si pelaku abuse keuangan manakala orangtua lanjut usia ini tidak memiliki sadura dan kerabat yang bisa memberikan support atau mengawal kehidupan mereka.

Tidak hanya orang tua yang berusia lanjut, tetapi target lain dari abuse keuangan ini adalah golongan masyarakat yang sangat miskin dan minim literasi tentang keuangan dan teknologi infiormasi.

Kasus-kasus penipuan keuangan di Indonesia sangat marak terjadi, dan yang menjadi korban mereka adalah kelompok yang rendah pendidikan, pengetahuan dan skillnya tidak memadai. 

Seperti para karyawan rendahan, buruh lepas, pembantu rumah tangga, ibu-ibu rumah tangga. Bahkan hanya dengan rayuan melalui SMS atau Pesan WA mereka sudah bisa menjadi korban si pelaku abuse keuagan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun