Mendengar kata Nias, atau Pulau Nias, pada umumnya yang ada di benak orang adalah  atraksi lompat batu, atau ferstival surving internasional di pantai Sorake, pesona desa Baowomataluo , atau tarian terkenalnya yaitu Tarian Perang dan Maena. Mungkin masih banyak lagi yang terlintas dibenak orang saat mendengar kata Nias, termasuk Nias begitu sangat terkenal sejak tahun 2004/2005 saat Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami menghantam Pulau Nias secara total.
Atau Nias lebih dikenal lagi karena di uang kertas lembaran Rp 1000,- disana ada sketsa pelompat batu, sebagai salah atraksi budaya adat Nias satu-satunya di dunia yang  hingga sekarang terpelihara dengan sangat baik dan rapi.
Kalau ingin melihat secara langsung, merasakan secara emosional dan menjadi bagian dalam semua atraksi hebat diatas, kini saatnya terbuka dan tiba buat siapa saja. Seluruh masyarakat di kepulauan Nias, dengan 4 Kabupaten dan 1 Kotamadya, akan menyelenggarakan agenda tahunan yang sangat menghebohkan, yaitu Ya'ahowu Nias Festival atau dulu namanya Pesta Ya'ahowu, mulai tanggal 16 sampai 20 Novemver 2018.
Bila selama ini, semua kehebatan dan daya tarik Nias ini hanya melalui cerita, tulisan, video, maka selama berlangsungnya festival akan mengajak penonton, wisatawan terlibat secara emosional dalam setiap pertunjukkan.
Agenda Tahunan Pesta Yaahowu.
Ya'ahowu Nias Festival atau lebih popular dengan istilah lokal Pesta Ya'ahowu, telah menjadi agenda tahunan masyarakat kepualuan Nias. Bahkan telah menjadi icon Nias yang dikenal sangat luas, terutama dikalangan wisatawan manca negara yang secara rutin datang ke Nias untuk menikmati alam nias yang masih sangat perawan dan juga budaya lokal yang masih sangat murni dan natural.
Pesta Yaahowu sudah dilaksanakan jauh sebelum Kepualaun Nias mekar menjadi 4 Kabupaten dan 1 Kotamadya, yang dilakukan secara bergiliran antara pemerintah daerah setempat.  Dan digarap  secara organisasi dibawah Lembaga Budaya Nias (LBD-Nias) sebagai sebuah wadah bagi pengembangan budaya lokal dengan seluruh aspek, masalah, pergumulan dan dinamika yang dihadapi. Tak mudah ketika awal dimulai, karena tentu tak mudah  menyatukan antara satu kelompok dengan kelompok lain, tetapi karena manfaatnya sangat strategis maka dari waktu ke waktu menjadi mapan sebagai sebuah institusi kemasyarakatan dan tentu saja dirindukan oleh para stakeholders.
Sebutkan saja yang namanya tari tradisional Maena di Nias, ternyata di masing-masing wilayah memiliki ciri khas tersendiri dalam pelaksanaannya. Demikian juga dengan adat perkawainan dan kebiasaan lainnya yang sangat bervariasi. Semua itu menampak dan tersaji dalam wadah Pesta Ya'ahowu. Bahkan setiap daerah, setiap desa, setiap kelompok mempersiapkan diri dalam setahun menunju Pesta Yaahowu yang rutin dilaksanakan pada November setiap tahun.
Atraksi Kolosal