Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Nilai Rupiah Semakin Tertekan, Siapa yang Diuntungkan dan Dirugikan?

10 Oktober 2018   14:37 Diperbarui: 11 Oktober 2018   09:32 4355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.josstoday.com

Rupiah Melemah Terus

Nilai rupiah semakin tertekan dan melemah terhadap dollar AS. Siang ini pada pukul 11 menyentuh angka Rp. 15.260 per dollar AS, naik cukup signifikan sejak seminggu yang lalu yaitu Rp.15.025 per dollar. Apa yang saya tulis pada artikel sebelumnya bahwa kemungkinan pertama yang sangat kuat akan terjadi, yaitu rupiah semakin tertekan dan melemah terhadap dollar.

Isu melemahnya nilai rupiah pada hari ini, tidak seheboh seminggu yang lalu, ketika menembus angka 15.000 rupiah perdolar AS, karena itu dianggap sebagai angka psikologis, seperti angka sebelumnya yaitu 14.000, 13.000 dan 12.000. 

Seperti biasanya, kalau angka psikologis sudah lewat, biasanya menjadi terbiasa, dan marketpun tidak sangat reaktif. Angka psikologis berikutnya adalah pada 16.000 perdolar AS.

Tapi tertekannya nilai rupiah terhadap dolar hari ini, menjadi menarik karena sedang berlangsungnya peristiwa besar dunia di Bali, yaitu IMF-World Bank Annual Meeting yang berlangsung di Bali sejak dua hari yang lalu, 8-14 Oktober 2018. 

Sidang tahunan IMF-WB ini diikuti oleh sekitar 189 negara dan puluhan ribu peserta. Sidang kali ini menurut kabar merupakan sidang tahun terbesar setelah yang pernah diadakan.

Penyebab Rupiah Tertekan

Tekanan terhadap nilai rupiah saat ini dan beberapa waktu ke depan, dipastikan akan didominasi oleh pengaruh ekonomi global yang sampai sekarang sangat kuat. Dan dengan demikian, bukan saja nilai mata uang rupiah yang melemah, tetapi semua mata uang, terutama di emerging market atau mata uangnya negara-negara sedang berkembang, yang pada umumnya ekonominya "tergantung" dari dinamika ekonomi dari negara-negara kuat dan besar, seperti USA dan China.

Adalah faktor kekuatan ekonomi Amerika yang menjadi pendorong dinamika ekonomi dunia saat ini, terutama  gerakan dari nilai dollar yang terus-menerus naik selama tahun 2018 ini.

Adalah Managing Director of International Monetary Fund, Christine Lagarde menjelaskan tentang kemungkinan besar akan ada kebijakan The Fed untuk menaikkan lagi rate dollar, sehingga kemungkinan genap 4 kali rate dollar dinaikkan dalam 2018, setelah berturut-turut pada Maret, Juni,September yang baru saja dengan 25 bps, dan (mungkin) desember 2018. 

Sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk oleh BI. Sejauh kebijakan ini akan terjadi, maka kecenderungan nilai mata uang di sejumlah negara akan terus tertekan,termasuk rupiah sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun