Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kepulauan Nias dan Stigma Tempat Buangan Pegawai

26 Agustus 2018   21:20 Diperbarui: 9 Oktober 2018   15:36 2468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lompat Batu Nias. Sumber: Kompas.com/Barry Kusuma

Stigma kepualauan Nias sebagai "tempat buangan" bagi pegawai pemerintahan, terutama di era orde baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, tidak bisa dibantah. Apalagi kalau bukan asli masyarakat Nias lalu ditempatkan sebagai pegawai negeri, merasa lengkap "keterbuangan" yang dirasakan.

Pada masa itu, infrastruktur di kepulauan ini sangat minim, hubungan antara desa dengan desa sangat sulit karena harus dilalui dengan berjalan kaki serta kondisi alam yang tidak bersahabat.

Untuk bisa menjangkau wilayah-wilayah lainnya yang agak jauh, pilihannya menggunakan laut dengan perahu yang sangat minim keamanannya, sehingga tidak jarang karena lautnya yang sangat ganas perahu menjadi korban keganasan ombak.

Selama masa orde baru, masyarakat di kepualau Nias merasakan mendapat perhatian yang minim dari pihak pemerintahan, baik pusat maupun dari provinsi Sumatera Utara. Karena kepulauan yang terpisahkan dari daratan Sumatera, praktis Nias tidak bisa bertumbuh dengan cepat dan betul-betul terisolir dari dunia yang lain.

Jangan lagi tanya apakah ada industri di pulau ini, karena secara ekonomi jauh dari layak. Praktis masyarakatnya hanya hidup dari hasil pertanian, perkebunan dan semacamnya.

Bagi generasi mudanya, nampak bahwa tidak ada alasan untuk tinggal dan bertahan di pulau ini karena tidak memberikan jaminan masa depan yang lebih baik.

Itu sebabnya, mayoritas masyarakat pulau ini memilih merantau ke seluruh Indonesia dan dunia kalau perlu.

Para perantau itu umumnya banyak yang berhasil lebih baik kehidupannya, sehingga memberikan dampak bagi kemajuan masyarakat ini, walaupun tidak terlalu cepat untuk merubah pulau ini menjadi mandiri.

III.

Ketika Orde Baru dan rezim Soeharto tumbang dan Negeri ini memasuki era reformasi 1998, menjadi kesempatan bagi kepualauan Nias untuk berubah. Perjuangan yang tidak mudah tetapi dikerjakan terus menerus, pulau ini berkembang menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan.

Agak sedikit melegakan, paling tidak kegiatan dan dinamika pembangunannya bisa dinaikkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun