Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

3 Pilihan Strategi Menyelesaikan Masalah secara Efektif

14 Agustus 2018   20:12 Diperbarui: 16 Agustus 2018   07:27 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://innovateuk.blog.gov.uk

Apakah Anda termasuk orang yang tidak menyukai masalah dan kalau bisa menghindari masalah? Saya pikir, wajar ya kalau orang tidak suka pada masalah, apalagi mencari-cari atau membuat masalah.

Hanya orang yang tidak waraslah yang membuat hidupnya terus bermasalah. Pada hakekatnya, setiap orang cenderung untuk tidak mempunyai masalah dalam hidupnya. Memang tidaklah nyaman hidup yang penuh dengan masalah.

Tapi, bila dicermati dengan seksama ada banyak orang yang terjebak dengan yang namanya masalah itu. Saking terjebaknya, hidupnya seakan-akan tidak bisa keluar dari lingkaran masalah itu. 

Bila berjumpa orang semacam ini, dipastikan hidupnya pasti tidak nyaman. Tidak saja tidak nyaman buat dirinya sendiri tetapi juga buat orang lain yang bersama dan berinteraksi dengannya.

Sangat mungkin orang sangat alergi bahkan trauma terhadap masalah itu, sehingga sangat sensitif bila ada masalah dihadapi. Dan karenanya berusaha menghindar dan tidak bersentuhan dengan yang namanya masalah.

Mari bertanya, sesungguhnya apakah yang namanya masalah itu harus dihindari sedemikian rupa karena begitu menakutkan? Jangan-jangan masalah bukan dihindari tetapi perlu dirangkul dan dikelola dengan benar dan tepat agar hidup tidak menjadi bermasalah!

Dengarkanlah ini. Para ahli mengatakan bahwa "masalah itu merupakan indikator atau petunjuk nyata bahwa apa yanag diharapkan dan direncanakan tidak sesuai dengan dengan kenyataan yang ada dan fakta dihadapi".

Kalau demikian maka jelas bukan, bahwa masalah itu adalah "gap" atau "jarak" antara harapan dengan kenyataan. Antara mimpi dengan dunia nyata tidak sama dan sebangun adanya. 

Dalam bahasa ilmiahnya, kurang lebih begini: "Semakin besar gap-nya, maka masalahnya semakin besar. Semakin kecil jarak harapan dengan kenyataan maka masalahnya semakin kecil. Kalau antara harapan dan kenyataan yang ada sama dan sebangun maka tidak ada masalah"

Ternyata begitu sederhananya apa yang disebut dan dinamakan masalah itu. Bukan sesuatu yang menakutkan adanya. 

Kalau selama ini ada begitu banyak orang yang takut pada yang namanya msaalah, nampaknya itu kesalahan pengertian dan pemaknaan pada masalah itu. Disana terjadi mis-persepsi dan mis-understanding, atau salah persepsi dan salah pengertian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun