Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Model 10:10:80, Prinsip Ampuh Mengatasi Masalah Keuangan Anda

3 Juli 2018   07:57 Diperbarui: 4 Juli 2018   10:30 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu tanpa sengaja saya terikut dalam diskusi renyah, hangat namun agaknya serius dengan sekelompok wanita ibu-ibu rumah tangga tentang masalah keuangan dalam rumah tangga. Saling curhat, atau bahasa kerennya sharing, saling berbagi karena merasa senasib dalam menjalani kesulitan hidup. 

Menariknya diskusi ini karena semua menceritakan mengalami kesulitan mengatur keuangan keluarga yang tiada pernah cukup. Apalagi sekarang sedang mempersiapkan anak-anak melanjutkan sekolah, baik di sekolah lanjutan dan terlebih di perguruan tinggi di kota lain.

Ini issue penting dan genting, karena menyangkut masalah keuangan keluarga. Tidak saja negara yang memiliki masalah keuangan, tetapi rumah tanggapun mengalami masalah yang lebih rumit dan pelik. Manteri keuangannya, yaitu para ibu-ibu didalam keluarga pasti sangat pusing menghadapinya. 

Dan nyaris hampir setiap hari menghadapi masalah yang sama. Memang aneh juga, karena masalah ini, masalah keuangan dalama keluarga tidak pernah ada habisnya waluapun tips, teknik dan berbagai strategi dan cara sudah tersedia untuk menyelesaikan keuangan keluarga ini. Tetapi selalu saja menjadi problem yang, nampaknya semakin berat dan parah.

Jangan pernah meremehkan tentang masalah keuangan dan kemelut keuangan dalam keluarga. Ada banyak fakta dan temuan hasil-hasil penelitian yang menunjukkan bahwa di banyak Negara, sebutkan negara sangat maju di muka bumi ini yaitu Amerika Serikat, angka perceraian dalam keluarga sebagian besar dipicu dan disebabkan oleh masalah keuangan keluarga. Baik karena salah mengelolanya dan terutama karena uangnya tidak mencukup atau selalu berkekurangan sehingga muncul perselisihan, muncul konflik, muncul pertengkaran, dan akhirnya tak tahan lalu, sudah, bercerai saja. Jadi simple sekali, yaitu bila ada masalah keuangan keluarga ya cerai saja, hehe...

Keadaan yang terjadi di negara super maju serti di USA tidak tertutup kemungkinan juga dihadapi oleh banyak keluarga di negara lain, juga di Indonesia, yaitu masalah keuangan keluarga yang serba berkekurangan, atau kalau tidak berkekurangan ya masalahnya pemborosan yang tidak terkendali sehingga selalu merasa kekurangan. Sehingga, situasinya atau masalahnya adalah karena kekurangan uang atau kelebihan uang tetapi cara pengelolaannya.  

Cara pengelolaan uang pada dasarnya kembali kepada si pengelola uang itu. Yang mendasar adalah SIKAP dalam mengelola uang itu sendiri. Ketika sikap yang dipilih salah maka keuangan akan menjadi masalah serius dalam keluarga. Tetapi sebaliknya, bila sikap yang dipilih benar maka keuangan bukan menjadi masalah.

Uang bukan segala-galanya tetapi tanpa uang maka segalanya membutuhkan uang. Ini ungkapan yang sudah sangat umum yang sering menjadi jebakan sikap dan perilaku orang dalam mengelola keuangannya. Sesungguhnya, tanpa disadari ungkapan yang sederhana ini, tetapi bila salah mensikapnya maka menjadi bumerang yang menghancurkan perilaku sesroang dalam mengelola uang. 

Uang bukan segalanya tetapi segalanya butuh uang, mau menyimpulkan bahwa pada akhirnya orang butuh uang, dan karena apapun yang terjadi carilah uang sebanyak-banyaknya agar masalah tidak ada lagi. Jadi, fokusnya adalah "mengejar uang itu", dan inilah yang saya katakana sebagai mis-leading mengelola uang. Akibat fatalnya adalah lalu hidup demi mencari uang. 

Tak salah sih, tetapi ketika uang menjadi segala-galanya maka aseluruh dinamika, arah dan usaha hidup yang dilakukan adalah demi uang. Yang mau dikatakan kehidupan menjadi tidak seimbang, dan hidup yang tidak seimbang pasti tidak bahagia, dan hidup yang tidak bahagia pasti tidak diinginkan oleh setiap orang.

Sikap menentukan perilaku, dan perilaku menentukan tindakan, dan tindakan yang terus menerus dilakukan akan menjadi habits atau kebiasaan, dan kebiasaan yang terbentuk akan menjadi karakter, dan karakter yang sudah terbentuk akan menajadi personality, dan personality atau kepribadian adalah the way of life. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun