[e]. Karyawan senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritik membangun yang disampaikan oleh pemimpinnya maupun para karyawan yang lain.Â
[f]. Karyawan secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.Â
[g]. Karyawan selalu bicara, bersikap, dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya.Â
[h]. Karyawan menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama karyawan dan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.Â
[i]. Karyawan tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan-rekan seprofesinya dan menunjang martabat karyawan yang lain baik secara keseluruhan maupun secara pribadi.Â
[j]. Karyawan secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan organisasi karyawan professional sebagai sarana pengabdiannya.Â
[k]. Karyawan melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan organisasi.
Jadi, harusnya pimpinan perusahaan ataupun organisasi manapun, bila mau perusahaan tetap bertahan dan memenangkan persaingan, kuncinya adalah pelihara, jaga dan kembangkanlah loyalitas karyawan itu. Ada banyak pemborosan yang bisa dihindari, dan efisiensi pengelolaan perusahaan dicapai dan dengan demikian performan perusahaan pun bisa terjaga terus menerus.
Nampaknya, inilah yang sekarang dilakukan oleh banyak perusahaan. Melakukan investasi besar-besar bagi pengembangan sumber daya manusia yang dimilikinya.Â
Karyawan tidak lagi hanya bekerja seperti mesin saja. Tetapi karyawan harus dikembangkan dengan cara memberikan kesempatan mengikuti pendidikan, pelatihan, training, magang, seminar, kuliah atau sekolah lagi, dan seterusnya. Karyawan bisa menentukan bidang mana yang dikembangkan sesuai dengan talentanya dan dibutuhkan oleh perusahaan.
Situasi seperti ini semakin terasa ketika dunia bisnis memasuki era generasi milenial, yang orientasinya pekerja-pekerja mandiri. Hasil-hasil riset menunjukkan bahwa, generasi milenial ini hanya mampu bertahan bekerja dalam suatu perusahaan paling lama 4 tahun.Â