Tri Sidan Yang Terbully.
Nama Andhika Mahesa tiba-tiba saja menjadi trending, dia naik kelas lagi padahal sebelumnya Andhika yang kerap di panggil Babang tamvan ini karirnya redup tengelam lantaran beberapa tingkahnya yang di nilai nitizen tidak patut di contohkan diantaranya narkoba dan seringnya menganti pasangan.
Tri Suaka dan Sidan lah yang membuat nama Andhika melejit lagi. Aksinya yang mencover lagu milik andika kangen band ini menuai hujatan kaum Nitijen yang Maha benar karena Tri menyanyikan dengan gaya lebay sementara si Sidan tertawa cengingikan melihat aksi rekannya Tri. Entah dia menertawakan gaya Tri atau lirik lagunya. Entah.
Padahal Tri dan Sidan sudah mengklarifikasi dan meminta maaf ke Andika, kalau aksinya tiada niat sedikitpun untuk mengejek atau menjelekkan nama andika. Menurutnya aksi itu sekedar challenge candaan untuk meniru gaya suara menyanyi beberapa artis top termasuk Andika.
Tapi apalah daya kayu sudah jadi arang, hitampun tak dapat kau putihkan. Nitijen dan media terlampau kejam menghakimi Tri dan Sidan yang baru mulai merangkak naik ke pucuk daun. Followers dan Subscribernya menurun drastis, bebarapa event manggungnya di batalkan. Kasihan.
Padahal sepatutnya kita tidak bisa membandingkan antara Andika Kangen Band dan Tri Sidan. Andika itu personil Band ternama yang sudah banyak menciptakan lagu dan memiliki penggemar setia, berbeda dengan Tri Sidan yang hanya sekedar pengamen cafe, mendapatkan uang dari mengcover lagu milik orang.
Dear Nitijen, memperbandingkan lagi antara Andika dan Tri Sidan itu gak Epel to epel. Semua pengamen itu berusaha membuat suaranya lebih mirip atau bahkan lebih enak dari aslinya tuk membuat pendengarnya terkesima, jadi wajarlah bila Tri menyanyikan lagu Andika dengan gayanya semaksimal mungkin, walaupun itu membuat sebagian besar nitijen beranggapan pelecehan, mengejek, itu semua tergantung dari nitijien yang menilai walau aksi itu sudah di klarifikasi.
Akhirnya, ribuan komentar nitijen bahkan beberapa tulisan ikut turun menghujat, menghina Tri Sidan, bahkan ada yang membully dengan Body Shaming. Itu sangat berlebihan gengs. Â
Sepertinya budaya membully memang tidak bisa lepas bahkan sudah mengakar dengan tradisi kita. Kita yang tidak menyukai hinaan-bulliyan terhadap korban tapi melakukan hinaan-bulliyan balik yang berlebih ke pelaku.
Masolang memang anggotae komakkoeni.
Ingat, ini bulan puasa
#Trisuaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H