Sangat miris tampaknya, koalisi kekeluargaan yang dibenuk SBY untuk para pendukung Non-Ahok Akhirnya menghasilkan kekecewaan karena tidak mendapat titik temu untuk menentukan satu suara mengusung cagub-cawagub DKI Jakarta. Menurut Eddy, masing-masing partai mempunyai pendapat masing-masing yang sulit disatukan. Pada ujungnya menyebabkan munculnya tiga poros.
Ketiga poros itu, yakni poros Teuku Umar yang berisi PDI Perjuangan (28 kursi di DPRD DKI), Partai Golkar (9 kursi), PartaiNasdem (5 kursi), dan Partai Hanura (10 kursi). Total kursi dalam koalisi ini mencapai 52 kursi. Koalisi ini mengusung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Syaiful Hidayat.
Lalu, Poros Cikeas yang beriisi Partai Demokrat (10 kursi), PPP (10 kursi), PKB (6 kursi) dan PAN (2 kursi). Total kursi dalam koalisi ini 28 kursi. Koalisi ini akan mengusung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Terakhir, poros Kertanegara yang berisikan Partai Gerindra (15 kursi) dan Partai Keadilan Sejahtera (11 kursi). Total kursi dalam koalisi ini 26 kursi. Belum dipastikan siapa yang diusung koalisi ini. Mereka baru akan mengumumkan hari ini.
Dengan adanya tiga poros itu, peluang pasangan petahana Ahok-Djarot dinilai semakin besar dalam memenangkan Pilgub DKI. Pada awalnya Koalisi Kekeluargaan dibentuk oleh para pimpinan wilayah tujuh parpol, yakni PDI-P, Gerindra, PKS, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat. Awalnya mereka berniat membentuk koalisi untuk mengusung pasangan cagub-cawagub untuk melawan Ahok. Namun, Ketum PDI-P Megawati Soekarno putri memutuskan mendukung Ahok-Djarot. Dinilai tujuan yang tak sama lagi inilah yang memecahkan koalisi kekeluargaan menjadi tiga poros.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H