Mohon tunggu...
yunnisamaulida135
yunnisamaulida135 Mohon Tunggu... Lainnya - tulisantanganyunnisa

jadilah diri sendiri dan selalu rendah hati

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kinerja UMKM di Masa Pandemi

1 Juli 2021   23:10 Diperbarui: 1 Juli 2021   23:32 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Membahas sedikit mengenai apa itu UMKM dan Kinerja UMKM ?

Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2008, Usaha mikro kecil menengah atau istilah umum dalam khazanah ekonomi yang merujuk kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-undang No. 20 tahun 2008. Menurut pengertiaan lainnya, UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah aktivitas usaha yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha milik perorangan. Sedangkan kinerja UMKM  sendiri menurut Aribawa 2016, kinerja UMKM merupakan hasil kerja yang di capai oleh seorang individu dan dapat diselesaikan dengan tugas individu tersebut didalam perusahaan dan pada suatu periode tertentu, dan akan dihubungkan dengan ukuran nilai atau standard dari perusahaan yang individu itu bekerja. 

Setelah mengetahui apa itu UMKM dan Kinerja UMKM  selanjutnya saya akan membahas sedikit tentang awal covid masuk di indonesia dan apa pengaruhnya pada Kinerja UMKM, pada 2 maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia. Namun, Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyebutkan bahwa virus corona jenis SARS-CoV-2 sebagai penyebab Covid-19 itu sudah masuk ke Indonesia sejak awal Januari. 

Hanya saja, identifikasi kasus pertama pada awal Maret itu sudah merupakan transmisi lokal dan bukan penularan kasus impor. Masuknya virus tersebut sangat mungkin terjadi melalui pintu-pintu gerbang (warga indonesia yang melakukan liburan keluar negeri yang di mana negara yang di kunjungi terdampak virus corona tersebut atau warga negara asing yang  sedang berkunjung ke indonesia yang tanpa sadar diri nya terinfeksi virus corona tersebut semua itu bisa saja terjadi di beberapa wilayah Indonesia dan di wilayah atau negara lainnya). 

Sejak Januari saat virus corona jenis baru ini diumumkan dapat menular antar manusia dan sudah menjajah di berbagai negara lain selain Wuhan di China. Pemerintah Indonesia dengan cepat menanggapi hal tersebut dengan langsung menutup akses penerbangan langsung dari dan ke Wuhan, yang ada di sekitar enam bandara. Antara lain Batam, Jakarta, Denpasar, Manado Makassar dan bandara internasional lainnya yang ada di indonesia agar meminimalisir masuknya virus corona lebih banyak lagi. 

Pemerintah Indonesia merasa sudah cukup melakukan langkah-langkah antisipasi untuk tidak terjadi penyebaran secara luas dengan mengatisipasi nya menggunakan Health Alert Card atau Yellow Card, juga Thermal Scanner untuk mengecek suhu tubuh diatas 38,5 derajat Celsius di pintu masuk dan keluar Republik Indonesia. 

Namun, semua hal yang sudah di lakukan oleh pemerintah untuk mengatisipasi penyebaran covid tersebut sangat cepat. Namun akan tetapi menurut Pandu, data laporan kumulatif kasus konfirmasi positif Covid-19  sejak Maret hingga April data grafik semakin meningkat signifikan di wilayah Sumatera Utara, Bali, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara dan kota-kota lainnya yang ada di indonesia. 

Dengan melonjaknya kasus virus corona tersebut sangat berpengaruh pada kinerja UMKM awal masuk COVID-19 pemerintah indonesia menerapkan PSBB di beberapa kota di indonesia sehingga menyebabkan beberapa UMKM harus menutup usaha nya sementara waktu dan ada juga sebagian pelaku usaha yang menerapkan sistem take away hal ini digunakan agar usaha tetap berjalan lancar meskipun masih ada sedikit penurunan. 

Sehingga hal tersebut menjadi ancaman besar bagi perekonomian nasional karena akan mengalami krisis ekonomi. Mengingat UMKM sendiri merupakan penggerak ekonomi domestik dan penyerap tenaga kerja terbesar dalam perekonomian suatu negara. Dengan adanya COVID-19  UMKM mengalami goncangan dari segi penewaran dan permintaan akan barang maupu jasa yang akan berdampak langsung pada penurunan kesejahteraan masyarakat.

Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang bergerak langsung untuk memantau perkembangan ekonomi melakukan survei langsung untuk mengetahui dampak dari COVID-19 terhadap Kinerja UMKM di Indonesia. Dari survei tersebut di tujukan untuk dapat mendiagnosa dampak pandemi pada kelangsungan UMKM serta mengidentifikasi stretegi apa yang tepat untuk pemulihan Kinerja UMKM.

Survei yang di lakukan oleh Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di lakukan secara daring pada tangal 1-20 mei 2020 dan melibatkan 679 valid responden dengan mata pecaharian utama sebagai pelaku usaha yang merka miliki sendiri. Survei tersebut menjaring responden pelaku usaha mikro 54,98%, ultra-mikro 33,02%, pelaku usaha kecil 8,1% dan pelaku usaha menengah 3.89%; dengan lama usaha 0-5 tahun (55,2%), 6-10 tahun (24%) dan lebih dari 10 tahun (20,8%). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun