Jika Tuhan memberi setiap Insan itu waktu 24 jam se hari semalam, mengapa ada perbedaan nasib dalam kehidupan?. Banyak pilihan narasi untuk menjawab pertanyaan ini. Namun demikian, jawaban yang paling mendekati kebenaranya adalah pemanfaatan waktu. Jika Allah SWT memberikan 24 jam se hari, maka itu adalah fasilitas. Fasilitas itu baru akan memberikan dampak jika sudah dimanfaatkan dengan optimal.Â
Nah bagaimana dengan waktu. Ada yang berkata, saya sudah bekerja keras kok, dari pagi sampai malam. Tetapi kehidupan saya masih saja sulit. Benar juga. Kita lihat banyak pekerja yang sudah bekerja keras dari pagi sampai malam, tetapi kehidupannya tidak banyak berubah.Â
Dari Fenomena ini kita setidaknya bisa tarik kesimpulan diantaranya; pertama kita bicara pemanfaatan waktu. Apakah kita sudah memanfaatkan waktu dengan maksimal. Katakanlah rata-rata waktu kerja orang Indonesia adalah 8 sampai dengan 10 jam per hari. Maka yang perlu di analisa adalah, apakah kita sudah menggunakan waktu 8 sampai dengan 10 jam dalam 1 hari.Â
Pertanyaan kedua adalah apakah waktu yang sudah kita gunakan tersebut memberikan manfaat buat orang lain. Nah .. biasanya sesama pekerja keras akan menerima hasil yang berbeda tergantu nilai kemanfaatan bagi orang lain. Jika aktivitas yang dilakukan memberikan manfaat banyak bagi orang lain, - bisa bermakna banyak orang atau kualitas manfaat yang tinggi -Â hasil yang diterima akan lebih baik.Â
Nah jika Anda sudah bekerja keras perlu di analisa kembali apakah waktu bekerja Anda sudah maksimal dan apakah pekerjaan Anda itu sudah memberikan manfaat yang maksimal bagi orang lain atau memberikan manfaat bagi banyak orang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H