Mohon tunggu...
Bachtiar Yunizel
Bachtiar Yunizel Mohon Tunggu... Administrasi - Sales Communication Coach

Founder Citra Reksa Tama Education & Business Event, Sales Communication Coach, Trainer lapangan para penjual Sang pembelajar menulis sejak 1993

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengelola Komunikasi dalam Negosiasi

7 Juli 2021   21:07 Diperbarui: 7 Juli 2021   21:13 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dua tulisan sebelumnya, telah sedikit dikupas bagaimana mengelola Persepsi dan Emosi dalam negosiasi. Nah pada tulisan kali ini, kita masih mengutip buku "Getting to Yes" tulisan Roger Fisher dan kawan kawan tahun 2011 edisi Bahasa Indonesia. 

Komunikasi dalam negosiasi adalah hal yang paling essensial. Karena negosiasi itu sendiri adalah proses komunikasi timbal balik yang bertujuan mencapai keputusan bersama. Namun proses komunikasi memang tidak mudah. Walaupun tidak mudah, kemampuan komunikasi ini adalah sesuatu yang dapat dipelajari. Seorang negosiator ulung sesungguhnya adalah mereka yang belajar, berlatih dan berpraktek negosiasi. 

Nah bagaimana mendapatkan komunikasi yang efektif?. Banyak cara dan tekhnik komunikasi. Namun pada kesempatan ini dipaparkan 3 tips yang dianggap paling penting dalam sebuah komunikasi. Tiga tips tersebut adalah :

1. Dengarkan secara aktif dan pahami apa yang dikatakan.

Mendengarkan memang bukan pekerjaan mudah, apalagi dibawah tekanan negosiasi. Namun demikian mendengar adalah faktor penting bagi Anda dalam memahami  persepsi dan merasakan emosi lawan bicara Anda, sehingga Anda mampu memahami apa yang disampaikanya. Untuk memastikan Anda bisa mendengar dengan efektif, tahan dirilah untuk tidak menyela pembicaraan orang lain dan mendengarkan hingga dia tuntas.

Selanjutnya Anda perlu menyampaian kepada mereka pemahaman Anda tentang apa yang yang mereka katakan. Hal ini dapat Anda lakukan dengan bertanya kembali, "Jadi maksud Anda kita akan mengadakan pertemuan kembali minggu depan..?" . Anda perlu menghindari asumsi bahwa Anda sudah mengerti apa yang di sampaikan lawan bicara Anda. Mengulangi kembali maksud yang Anda pahami akan lebih baik untuk sebuah proses mendengar dengan baik. 

Memahami apa yang disampaikan bukan berarti Anda harus setuju. Dengan memahami maksud lawan bicara dengan lebih baik, Anda akan memiliki alasan yang kuat dan akurat untuk setuju atau tidak setuju. 

2. Bicaralah tentang Anda, bukan mereka 

 Bagaimanapun akan jauh lebih persuasif jika Anda menjelaskan dampak yang Anda rasakan daripada menjelaskan apa yang mereka lakukan. Sebagai contoh, coba bandingkan 2 kalimat di bawah ini :

a. Anda tidak adil dalam memimpin

b. Saya merasa diperlukan tidak adil

a. Penjelasan Anda tidak bisa di pahami

b. Saya sangat kesulitan dalam memahami penjelasan Anda...

Dengan menggunakan model kalimat pada point "b" pada kedua contoh diatas, Anda sama sekali tidak menyalahkan orang lain. Anda hanya menyampaikan dampak yang Anda rasakan.  Dengan demikian, Anda dapat menyampaikan informasi tanpa memancing reaksi defensif dari lawan bicara Anda

3. Bicaralah dengan Tujuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun