Pada dua tulisan sebelumnya, telah sedikit dikupas bagaimana mengelola Persepsi dan Emosi dalam negosiasi. Nah pada tulisan kali ini, kita masih mengutip buku "Getting to Yes" tulisan Roger Fisher dan kawan kawan tahun 2011 edisi Bahasa Indonesia.Â
Komunikasi dalam negosiasi adalah hal yang paling essensial. Karena negosiasi itu sendiri adalah proses komunikasi timbal balik yang bertujuan mencapai keputusan bersama. Namun proses komunikasi memang tidak mudah. Walaupun tidak mudah, kemampuan komunikasi ini adalah sesuatu yang dapat dipelajari. Seorang negosiator ulung sesungguhnya adalah mereka yang belajar, berlatih dan berpraktek negosiasi.Â
Nah bagaimana mendapatkan komunikasi yang efektif?. Banyak cara dan tekhnik komunikasi. Namun pada kesempatan ini dipaparkan 3 tips yang dianggap paling penting dalam sebuah komunikasi. Tiga tips tersebut adalah :
1. Dengarkan secara aktif dan pahami apa yang dikatakan.
Mendengarkan memang bukan pekerjaan mudah, apalagi dibawah tekanan negosiasi. Namun demikian mendengar adalah faktor penting bagi Anda dalam memahami  persepsi dan merasakan emosi lawan bicara Anda, sehingga Anda mampu memahami apa yang disampaikanya. Untuk memastikan Anda bisa mendengar dengan efektif, tahan dirilah untuk tidak menyela pembicaraan orang lain dan mendengarkan hingga dia tuntas.
Selanjutnya Anda perlu menyampaian kepada mereka pemahaman Anda tentang apa yang yang mereka katakan. Hal ini dapat Anda lakukan dengan bertanya kembali, "Jadi maksud Anda kita akan mengadakan pertemuan kembali minggu depan..?" . Anda perlu menghindari asumsi bahwa Anda sudah mengerti apa yang di sampaikan lawan bicara Anda. Mengulangi kembali maksud yang Anda pahami akan lebih baik untuk sebuah proses mendengar dengan baik.Â
Memahami apa yang disampaikan bukan berarti Anda harus setuju. Dengan memahami maksud lawan bicara dengan lebih baik, Anda akan memiliki alasan yang kuat dan akurat untuk setuju atau tidak setuju.Â
2. Bicaralah tentang Anda, bukan merekaÂ
 Bagaimanapun akan jauh lebih persuasif jika Anda menjelaskan dampak yang Anda rasakan daripada menjelaskan apa yang mereka lakukan. Sebagai contoh, coba bandingkan 2 kalimat di bawah ini :
a. Anda tidak adil dalam memimpin
b. Saya merasa diperlukan tidak adil
a. Penjelasan Anda tidak bisa di pahami
b. Saya sangat kesulitan dalam memahami penjelasan Anda...
Dengan menggunakan model kalimat pada point "b" pada kedua contoh diatas, Anda sama sekali tidak menyalahkan orang lain. Anda hanya menyampaikan dampak yang Anda rasakan. Â Dengan demikian, Anda dapat menyampaikan informasi tanpa memancing reaksi defensif dari lawan bicara Anda
3. Bicaralah dengan Tujuan