negosiasi. Rupanya tidak saja persepsi yang memiliki pengaruh besar dalam negosiasi. Pelaku negosiasi tetap saja manusia, siapapun yang diwakilinya. Apakah dirinya sendiiri, clientnya ataupun perusahaanya. Mereka tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari sisi kemanusiaanya, yang memiliki emosi.Â
Dalam tulisan sebelumnya sudah di bahas bagaimana mengelola persepsi dalamPada tulisan ini, kita akan coba membuka sedikit bagaimana mengelola emosi dalam negosiasi. Sumber rujukanya masih sama dengan tulisan sebelumnya yakni  "Getting to Yes" karya Roger Fisher dan kawan kawan.
Pertama, Kenalilah emosi Anda dan lawan bicara Anda
Perlu Anda bertanya kepada diri Anda sendiri, mengapa suatu ketika Anda marah?, mengapa lawan bicara Anda marah...? Apakah masalah pribadi yang ikut menganggu pikiran Anda, atau kondisi Anda atau lawan bicara Anda sedang lelah dan lain sebagainya.Â
Memahami mengapa Anda marah atau mengapa lawan bicara Anda marah adalah jalan  bagi Anda dalam memberikan respon terbaik terhadap emosi lawan bicara Anda. Memahami mengapa Anda marah misalnya juga  adalah cara terbaik bagi Anda dalam mengendalikan emosi Anda
Kedua, Lebih baik mengungkapkan emosi Anda daripada meng ekspresikan nya.Â
Lebih baik Anda mengatakan bahwa, "saya cukup tersinggung dengan perkataan Anda", daripada Anda merespon dengan tindakan atau sikap ketika Anda tersinggung. Dengan mengungkapkan emosi Anda,lawan bicara akan lebih mudah mengerti daripada Anda meng ekspresikannya.Â
Jika Anda menyampaikan emosi Anda dengan mengekspresikan dengan tingkah laku, sangat boleh jadi lawan bicara Anda juga tidak memahaminya. Jadi Anda bisa kecewa dua kali. Jadi ungkapkan saja dengan nada yang datar dan kalimat yang baik.Â
Ketiga, Jangan bereaksi terhadap luapan emosi.
Membalas emosi nada tinggi dengan emosi nada tinggi, justru akan menjadi sebuah pertengkaran. Lebih baik Anda diam dan menyimak dengan seksama, jika lawan bicara Anda sedang marah. Berikan kesempatan kepada dia untuk meluapkan emosi nya dan berikan juga kesempatan kepada dia untuk menenangkan diri.Â
Jika suasana sudah tenang kembali, Anda bisa melanjukan presentasi Anda.Â