Menjadi dewasa itu pasti. Merasa punya masalah dalam diri sendiri maupun dalam dunia media sosial juga mungkin hal  lumrah. Namun kenyataannya sekarang, makin banyak tersebar konten negatif yang sangat meresahkan diri kita dan khalayak umum. Mungkin juga mempengaruhi kehidupan dalam urusan tugas menteri agama.
Mengapa kita harus melihat masalah dari segi 'Seandainya kita jadi menteri agama?'Â
Karena diri kita termasuk warga negara yang sudah dapat dipastikan memiliki agama yang baik, bukan? Dari berbagai wilayah, suku, maupun lingkungan tempat kita tinggal.
Mengantisipasi kemungkinan terbesar kita (Mungkin) menjadi salah satu oknum penyebar konten negatif, kebohongan dan lainnya, adakah cara terbaik untuk menghindarinya?
Jawaban Saya, "Ada. Banyak malah. Tinggal mau melakukannya ataukah tidak."
Kalau kita kompak menjawab, "Jelas mau lah. Itu kan demi kebaikan bersama. Demi kemaslahatan umat beragama di seluruh Indonesia maupun di luar negara."
Baik, mari kita sama-sama belajar dari satu hal. Paling dekat, paling mudah, dan paling tidak mungkin bisa mengajukan pembelaan diri kita yang paling benar. Diri Anda yang paling salah.
What is that? Apakah itu?
Jangan takut berkata benar.
Mengapa? karena dalam zaman dewasa ini, banyak dari kita susah mengatakan hal-hal kebenaran. Baik berupa tulisan, kritik, saran, bahkan perilaku kita di kehidupan nyata. Salah satu contohnya diri kita sendiri. Seberapa banyak tiap detik, menit, jam, hari atau juga tahun yang telah kita lalui dengan kejujuran? baik pada diri sendiri atau pun orang lain? misal kita jawab, "Setiap waktu saya berbuat hal-hal baik, berkata benar dan lainnya."
Tahukah? Saya tidak percaya. Karena Saya juga manusia seperti Anda. Anda juga manusia seperti Saya.