Mohon tunggu...
yuni wahyuni
yuni wahyuni Mohon Tunggu... -

manisnya kasih sayang

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS antara Wahabi sampai Kasus Korupsi

4 Juni 2013   14:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:33 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari lalu ada beberapa kelompok warga yang mengatas namakan diri Forum Rakyat Sampang Anti-antek Wahabi berunjuk rasa di monumen kota di Madura. Mereka menolak kedatangan Presiden PKS di Sampang dengan berbagai alasan.

Unjuk rasa tersebut menunjukkan bahwa, warga Madura tidak ingin wilayahnya di masuki oleh para kader PKS tersebut karena, warga Sampang Madura mengagap kehadiran tokoh partai yang terlibat kasus dugaan korups. Menurut mereka, korupsi merupakan bentuk perbuatan yang menyengsarakan rakyat apalagi partai PKS juga disebut-sebut sebagai aliran Wahabi.

Sebagai orang awam terhadap politik saya rasa penolakan terhadap Presiden PKS ke Sampang Madura sudah tepat. Yang terpenting pemerintah daerah tidak memfasilitasi berkembangnya ajaran Wahabi karena dikhawatirkan akan meresahkan masyarakat.

Meskipun, orang-orang biasa menuduh "Wahabi" kepada setiap orang yang melanggar tradisi, kepercayaan dan bid'ah mereka, sekalipun kepercayaan-kepercayaan mereka itu rusak, bertentangan dengan Al-Quranul Karim dan hadits-hadits shahih. Mereka menentang dakwah kepada tauhid dan enggan berdoa (memohon) hanya kepada Allah semata.

Nampaknya sebuah rumor tentang PKS terus akan muncul ke permukaan. Partai tersebut disebut-sebut memuat serangkaian gerbong “wahabi”. Wahabi sendiri adalah gerakan keagamaan yang dimulai pada kisaran abad ke-18 di Arab Saui. Gerakan itu dinamai “wahabi” sesuai nisbat kepada pendirinya, Syekh Muhammad ibn Abd. Wahab. Sedangkan bagi pengikutnya, mereka lebih senang di sebut dengan “salafi” atau “al-muwahiddun” (para penegak tauhid).

Sontak Presiden PKS Anis Matta bak kebakaran jenggot menanggapi rumor yang di lontarkan Forum Rakyat Sampang di Madura tersebut. Sebab dengan embel-embel “wahabi”, peluang PKS untuk meraih hati Nadhlatul Ulama (NU makin tertutup. Alasannya, gerakan wahabi yang memurnikan agama banyak melontarkan kalimat-kalimat kotor nan keji, seperti bid’ah dan syirik, terhadap serangkaian tradisi keagamaan yang sering dikerjakan oleh warga NU. Walhasil, rumor tersebut sangat tidak menguntungkan bagi partai berlambang padi yang diapit oleh dua bulan sabit.

Meskipun Anis Matta membantah bahwa Ia menegaskan anatomi PKS tetap dari NU, Muhammadiyah dan Persis. Upaya membela diri yang di lakuakn Anis Mata saya rasa salah. Padahal Ketua Majelis Syuro, Hilmi Aminuddin sudah sangat jelas memiliki garis keturunan DI/TII.

Kini menjelang Pileg dan Pilpres 2014, rumor tersebut kembali mencuat. PKS bukannya tak sadar, simak saja ziarah Anis Matta ke makam Sunan Kalijaga baru-baru ini, yang diartikan oleh pengamat sebagai sikap antisipasi PKS terhadap rumor “wahabi” dan cara jitu meraih simpati dari warga NU.

Lalu benarkah PKS berideologi Wahabi? M. Imdadun Rahmat, penulis buku “Ideologi Politik PKS: Dari Masjid Kampus Ke Gedung Parlemen, membahas tuntas ideologi PKS, baik politik maupun keagamaan.

Menurut Imdadun, ideologi politik PKS adalah perpanjangan tangan dari Masyumi dan banyak dipengaruhi oleh organisasi “Ikhwanul Muslimin”, yang belakangan menjadi partai pemenang pemilu di Mesir. Ikawanul Muslimin sendiri adalah organisasi politik yang didirikan oleh Hasan Al-Banna yang kemudian menyebar di banyak negara.

Organisasi ini mendapat simpati yang luas dan titik baliknya melalui salah satu tokohnya yang wafat di tiang gantungan, Sayyid Qutub. Di tangan Sayyid Qutub wajah IM berubah menjadi moderat di sisi pemahaman kegamaan, namun lebih radikal di sisi pemahaman politik. Buah pikir Sayyid Qutub yang banyak menginspirasi para kader PKS, tak lain dan tak bukan, ialah tafsirnya terhadap Alquran, “Fi Dhilalil Qur’an”.

Kemudian, secara keagamaan, Imadadun menulis bahwa ideologi keagamaan PKS lebih dekat kepada Islam Modernis yang berafiliasi kepada Wahabi. Meskipun demikian, hemat Imadadun, ideologi politik PKS jauh lebih berbahaya ketimbang ideologi keagamaan yang diusung olehnya. Imdadun menulis adanya “hidden agenda” dari PKS untuk menegakkan ideologi Islam, sebagaimana Masyumi dahulu. (Lebih lengkapnya silahkan baca “Ideologi Politik PKS: Dari Masjid Kampus Ke Gedung Parlemen, Imdadun Rahmat, penerbit: LKiS).

Kalau kita cermati kisah relasi antara PKS dan Wahabi,bila sangat mirip dengan kisah saling lempar tuduhan bid’ah yang terjadi antara Ikwanul Muslimin dengan Wahabi Saudi. Sebagai catatan, kaum Wahabi menyatakan bahwa saya telah melakukan bid’ah besar dalam agama dengan mengadopsi sistem yang non islami. Penulis berkesimpulan, percayakah anda bahwa PKS memuat serangkaian gerbong Wahabi? Jika benar hal tersebut, maka jelas kerugian politik akan menimpa PKS di pemilu 2014 mendatang.***

Salam dua jari untuk kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun