Mohon tunggu...
yuni yuniati
yuni yuniati Mohon Tunggu... -

im just as simple as you see :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selamat, Ibu, Shalom!

11 Maret 2012   12:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:13 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari itu adalah hari terakhirku di Kalabahi. Masih banyak tempat yang belum sempat kudatangi. Hari itu aku berpamitan ke penduduk yang selama ini sering aku datangi. Pak Ebenezer, Pak Abi Melek, Pak Jeremias sekeluarga juga teman-teman kecilku Wanto dan Nanda. Satu hal lagi yang menjadi inginku adalah melihat Elang laut terbang bebas, semenjak kedatanganku ke Alor,belum pernah kulihat Elang Laut satu ekorpun. Dan di saat terakhir kali itu, ingin rasanya kulihat sang burung pemangsa terbesar untuk clusternya ini. Namun, tampaknya di sore terakhir kunjunganku ke Kenarilang ini, keinginanku tersebut harus kulupakan.

Aku berpamitan kepada Pak Mias, Ibu dan kedua anaknya serta Mamak Tua. Lambaian tangan mereka mengiringi kepergianku saat itu sambil mengucap, Selamat Ibu...... Ojek melaju dengan cepat hingga akhirnya mereka tak nampak lagi. Hff......betapa terasa dekat, haruku sempat menyeruak. Tiba-tiba terlihat bayangan dari atas sana cukup mengusiku. Wooooow...Elang lauuuttttt.....sayap abu-abu dan badanya yang berwarna putih terlihat begitu jelas dan dekat, terbang melintas tepat diatas kepalaku sore itu.

Lambat laun kudengar suara azan berkumandang, "Bu saatnya berbuka, kata pengemudi ojek berkalungkan salib mengingatkanku untuk berbuka." Dan aku pun tersenyum sambil mengangguk, kuajak dia untuk sekedar minum, lalu tak lama kemudian ia pun berlalu sambil berucap, Shaloom Ibu!

Pagi hari itu, aku sibuk packing. Banyak juga ternyata barang bawaanku, sementara aku hanya sendiri. kupandangi 3 kardus yang telah kujahit bersama kaka Hasnah dan Kak Iyah. Dari kejauhan terdengar suara pintu diketuk. Ah, rupanya Pak Jeremias mendatangi tempat homestay ku. Tanpa diduga beliau memberikan sebuah kado untukku sebagai kenangan atas persahabatan kami.Sebuah kain tenun cantik ...

Hampir kutitikan air mata saat itu, namun untunglah senyumku lebih mendominasi. Ya Allah terimakasih atas persahabatan ini, keindahan-Mu tak ada batas...

Dan beberapa waktu lalu Pak Mias kembali menghubungiku...rasanya baru kemarin aku bersama kehangatan Alor ... seperti apa mereka sekarang ya? semoga suatu saat Tuhan mempertemukan kita kembali saudara-saudara Timor - ku :)

~ Sesaat mengingat Alor

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun