Dia tak semenawan yang lainnya. Warna tubuhnya pun biasa saja. putih keperakan. Dia datang bersama teman-temannya yang lain. Saat itu dia masih sekitar 2 senti. Saya pun tidak begitu memedulikannya. Hingga satu persatu temannya hilang. Dan yang tertinggal hanyalah dia dan dua sahabatnya. Sayangnya dua sahabatnya itu juga tak kuasa bertahan.
Yang tertinggal hanya dia yang pagi itu kudapati ekornya telah hilang dan badannya sobek tergigit penghuni lain yang lebih besar ukurannya. Saat itu kulihat ada 'sesuatu' dari dia.Gerakannya tak pernah melemah dengan kondisinya yang mengkhawatirkan itu.
Dia tetap berenang. mengandalkan kedua sirip samping dan punggungnya. tanpa sirip ekor.
Hingga waktu terus bergulir. tubuhnya kian membesar. keponakanku menamainya Lolo. Karena sejak 'bertumbangannya' penghuni-penghuni utama, tinggalah Lolo dan Lele yang masih bertahan. meski keduanya berbeda tetapi mereka bersahabat. tak pernah ada pertengkaran apalagi saling menyerang. Lolo dan lele memang bukan ikan istimewa bagi orang-orang. Tetapi mereka adalah ikan istimewa di mata kami. Mereka ikut tumbuh bersama kami. Mengikuti perjalanan kehidupan kami. Dan mereka duo-entertainer kami.
Meski Lolo telah pergi, Lele masih bertahan...Lele yang dulu 2 cm kini telah beratus kali lipat ukurannya...
Semoga Lele tak terus larut dalam kesedihan ....meski harus bertahan sendiri .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H