Data yang dikumpulkan meliputi laporan keuangan, rekam jejak transaksi bank, email, pesan teks, dan dokumen lain yang relevan. Data ini kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis jaringan sosial (SNA) untuk memetakan hubungan antara entitas.
- Mapping Jaringan: Diagram jaringan dibuat untuk memvisualisasikan koneksi antara Teddy Minahasa Putra, rekan bisnisnya, dan berbagai transaksi keuangan. Misalnya, diagram ini menunjukkan aliran dana dari rekening proyek pemerintah ke rekening pribadi Teddy melalui beberapa perusahaan cangkang.
- Identifikasi Pola Transaksi: Analisis mendalam dilakukan untuk mengidentifikasi pola transaksi yang mencurigakan. Pola ini dapat berupa frekuensi transaksi, jumlah uang yang ditransfer, dan waktu transaksi yang bertepatan dengan peristiwa penting.
- Analisis Hubungan: Hubungan antara Teddy dan rekan-rekannya dianalisis untuk mengidentifikasi siapa saja yang terlibat langsung dalam skema korupsi. Misalnya, penyidik menemukan bahwa beberapa transaksi besar terjadi segera setelah pertemuan antara Teddy dan seorang rekan bisnis utama.
Visualisasi Jaringan
Visualisasi jaringan membantu dalam mempresentasikan hasil analisis dengan cara yang mudah dipahami. Diagram ini menunjukkan:
- Node: Mewakili entitas seperti Teddy, rekan bisnis, dan rekening bank.
- Edge: Mewakili hubungan atau transaksi antara entitas.
Diagram ini membantu penyidik dan pengadilan untuk memahami kompleksitas jaringan dan mengidentifikasi titik-titik kunci yang perlu diselidiki lebih lanjut.
Alat Temporal dalam Analisis Jaringan Inferensi
Alat temporal digunakan untuk menganalisis aspek waktu dalam jaringan korupsi. Dalam kasus Teddy Minahasa Putra, alat ini membantu menyusun kronologi peristiwa dan transaksi untuk mengungkap pola temporal yang mencurigakan.
Rekonstruksi Kronologi
Langkah pertama dalam analisis temporal adalah merekonstruksi urutan waktu dari peristiwa dan transaksi yang relevan. Data yang digunakan meliputi:
- Tanggal dan Waktu Transaksi Keuangan: Informasi ini diambil dari laporan bank dan dokumen keuangan lainnya.
- Jadwal Pertemuan dan Komunikasi: Informasi tentang pertemuan dan komunikasi antara Teddy dan rekan-rekannya diambil dari email, pesan teks, dan kalender.
Analisis Pola Temporal
Setelah kronologi disusun, langkah berikutnya adalah menganalisis pola temporal yang muncul. Beberapa teknik yang digunakan meliputi:
- Analisis Frekuensi: Menganalisis frekuensi transaksi keuangan untuk mengidentifikasi lonjakan aktivitas yang mencurigakan. Misalnya, penyidik menemukan bahwa terdapat lonjakan transaksi besar yang terjadi segera setelah Teddy Minahasa Putra bertemu dengan rekan bisnis tertentu.
- Analisis Korelasi Waktu: Mencari korelasi antara waktu terjadinya transaksi dengan peristiwa penting lainnya, seperti keputusan proyek atau perubahan kebijakan. Misalnya, transfer dana besar mungkin terjadi segera setelah keputusan proyek pemerintah yang penting diumumkan.
- Identifikasi Periode Kritis: Menentukan periode waktu di mana aktivitas mencurigakan paling banyak terjadi. Ini membantu penyidik untuk fokus pada periode tersebut dalam penyelidikan lebih lanjut.