Mohon tunggu...
yunita tri wahyuni
yunita tri wahyuni Mohon Tunggu... -

Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum UNY

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Wajah Pertelevisian Indonesia Masa Kini

20 Mei 2014   06:05 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:20 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Televisi bukan lagi barang yang mewah bagi masyarakat, dari masyarakat kalangan bawah sampai atas memiliki televisi. Bak jamur di musim hujan televisi sudah menjadi barang yang dibutuhkan dalam masyarakat Indonesia. Setiap hari seseorang pasti melihat tayangan televisi, mulai dari berita, olahraga sampai gosip semua terangkum dalam tayangan di televisi. Tayangan dalam televisi ini diatur dalam uu no 32 tahun 2002 yang mengatur tentang siaran pertelevisian. Dalam Undang-undang ini diatur tentang asas pertelevisian, tatacara penayangan, dll.

Tetapi dalam kenyataannya tayangan yang ada di televisi ini kurang mendidik, terutama bagi anak-anak. Melihat tayangan–tayangan yang ada di televisi terkesan hanya ingin mencari keuntungan dan hiburan semata. Adanya tayangan Yuk Kita Smile (YKS) yang ada sekarang ini membuat masyarakat terfokus pada tayangan ini. Adanya goyangan yang dicontohkan oleh para pemain membuat anak-anak meniru dan hafal goyangan ini. Padahal jika dilihat anak-anak kecil harusnya tidak sampai meniru goyangan tersebut secara berlebihan.

Dari sinilah dapat dilihat bahwa masyarakat Indonesia saat konsumerisme dan tayangan yang ada di media massa ini kurang layak untuk dilihat. Bagaimana masyarakat Indonesia akan maju dan cerdas apabila dalam perkembangan media pendukung seperti televisi kurang diperhatikan. Jika dilihat tayangan yang ada sekarang hanya mencari kesenangan dari masyarakat dengan mengabaikan tayangan yang layak bagi masyarakat. Keuntungan menjadi prioritas utama dalam menentukan tayangan yang ada ditelevisi, antar stasiun televisi berlomba-lomba untuk menayangan hiburan yang disenangi oleh masyarakat.

Kurang mendidiknya tayangan televisi berdampak pada perkembangan anak. Anak yang masih berumur antara 3-7 tahun biasanya lebih gampang menerima informasi yang dilihatnya seperti melihat televisi dan menirukannya. Memang tidak salah apabila tayangan televisi berupa hiburan. Tetapi alangkah baiknya apabila tayangan televisi ini diberikan juga tentang tayangan tentang pendidikan. Tidak harus 3 jam atau setiap hari menanyangan hiburan seperti Yuk Kita Smile (YKS) untuk waktu santai atau istirahat masyarakat.

Perlu upaya penyeimbangan antara hiburan dengan pendidikan baik masyarakat. Setidaknya berikan juga huburan yang khusus untuk anak-anak agar mereka dapat belajar dan meniru dengan benar. Tidak disalahkan juga apabila tayangan televisi perlu adanya hiburan untuk mengisi acara. Tetapi perlu adanya konsep-konsep yang bisa menjadi tayangan menghibur, seperti tayangan YKS yang orientasinya untuk hiburam. Jadi, semoga tayangan televisi terhadap hiburan tetap diberikan tetapi intensitas tayangannya disesuaikan dengan realita di masyarakat. Karena tidak selalu masyarakat itu haus akan hiburan, perlu adanya tayangan yang mendidik bagi masyarakat terutama anak-anak.

Dari pihak Komisi Penyiaran Indonesia juga seharusnya lebih banyak menyaring siaran-siaran yang ada di televisi agar tidak merugikan baik dari pihak masyarakat atau perusahaan pertelevisian di Indonesia. Ini dimaksudkan agar tidak terdengar lagi keluhan dari masyarakat tentang  tayangan televisi yang tidak sesuai dengan kehidupan sehari-hari atau tidak mendidik bagi masyarakat, serta mengurangi pola hidup masyarakat yang konsumerisme dan ketergantungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun