Dalam penerapan pendidikan HIV/AIDS bisa melakukan beberapa intervensi yang bisa digabungkan kedalamnya. Pertama, melakukan pendekatan berbasis budaya dan agama. Pendidikan berbasis agama bersumber kepada keyakinan spiritual masing-masing individu yang membentuk manusia seutuhnya. Pendidikan menjadi dasar bagaimana suatu individu bertingkah laku terhadap sesamanya maupun lingkungan. Nilai – nilai positif dalam pola pendidikan beragama dapat menjadi pedoman dan pegangan para remaja di Indonesia dalam bertindak-tanduk secara umum. (Dimas Rayhan, 2023)
Melakukan pendidikan mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas merupakan intervensi kedua dalam melakukan pendidikan HIV/AIDS. Pendidikan seksualitas yang efektif harus sesuai dengan usia, budaya, dan kondisi kehidupan remaja serta memberikan informasi yang akurat. Hal ini dapat memberikan kesempatan kepada remaja untuk menyadari nilai-nilai mereka dan pada akhirnya mengambil keputusan penting terkait kehidupan seks mereka untuk mencegah potensi risiko. Â (miswanto, 2014)
Beberapa penyebab rentannya kalangan muda terhadap HIV dan AIDS diantaranya adalah ; 1)Kurangnya informasi yang benar mengenai perilaku seks yang aman dan upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh kaum muda, 2) Adanya informasi yang menyuguhkan kenikmatan hidup yang diperoleh melalui seks, alkohol, narkoba, dan sebagainya yang disampaikan melalui berbagai media cetak atau elektronik, 3) Risiko HIV dan AIDS sukar dimengerti , karena HIV dan AIDS mempunyai periode inkubasi yang panjang, gejala awalnya tidak segera terlihat, 4) Informasi mengenai penularan dan pencegahan HIV dan AIDS rupanya juga belum cukup menyebar di kalangan remaja sehingga banyak remaja masih mempunyai pandangan yang salah mengenai HIV dan AIDS, 5) Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan reproduksi menyebabkan banyak pengidap HIV dan AIDS tidak menyadari bahwa dirinya tertular dan dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain.
Dengan diadakannya pendidikan HIV/AIDS pada kalangan muda diharapkan mereka dapat mengetahui penyebab & dampak HIV dan AIDS, menjauhi gaya hidup yang menjadi risiko akan HIV/AIDS, dan melakukan kegiatan atau hal-hal produktif semasa mudanya. Sehingga dengan dilakukan pendidikan HIV/AIDS ini dapat mengurangi angka prevalensi & memutus penyebaran HIV/AIDS, serta mengurangi diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
REFERENSI
Dimas Rayhan, T. A. (2023). Pola Pendidikan Islam dalam Upaya Menurunkan Angka Penyebaran HIV/AIDS pada Remaja Indonesia. Journal of Creative Student (JSCR).
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal . (2016). Buku Saku Informasi HIV AIDS. Jakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Laporan Tahunan HIV/AIDS.
miswanto. (2014). Pentingnya Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas pada Remaja . Jurnal Studi Pemuda.