Mohon tunggu...
Yunita Sidauruk
Yunita Sidauruk Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Everyday is miracle if you believe in God..

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Perlukah THR untuk Para Asisten Rumah Tangga?

22 Juli 2014   15:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:36 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang lebaran seperti ini biasanya para ibu rumah tangga harap-harap cemas dan deg-degan karena akan ditinggal para asisten untuk beberapa waktu. Terjadi tawar-menawar berapa hari pulang kampung, apakah akan kembali atau tidak dan yang paling penting adalah tentang pemberian THR. Beberapa sahabat dengan tegas mengatakan bahwa mereka tidak memberi apa-apa kepada para asisten kecuali gaji terakhir karena tidak ada jaminan mereka akan kembali! Waduh, kok tega ya? Memang tidak dapat dipungkiri kebanyakan para asisten yang pulang kampung menjelang lebaran jarang kembali ke rumah majikannya yang lama dikarenakan beberapa alasan yang kebanyakan saya dengar adalah "pengen cari suasana baru, pengen gaji yang lebih besar, pengen yang anaknya sedikit, pengen yang ibunya gak bawel"  and so on. Kebetulan asisten di rumah selalu kembali ke rumah setelah lebaran - sudah tahun ke-6- dan teman-teman saya selalu tercengang, "Kamu apain sih kok bisa balik lagi?" hehehehe.....

Sejujurnya saya tidak punya rahasia apa-apa dan juga selalu berdebar cemas setiap kali si mbak pulang kampung apakah balik lagi atau tidak. Hanya saja saya selalu berkomunikasi selama si mbak di kampung dan mengatakan bahwa kami menunggu kedatangannya, kalau memang tidak berniat kembali saya akan mencari orang lain sebagai penggantinya. Saya pun tidak tahu apakah karena hal tersebut dia kembali atau hal lain, entahlah. Yang pasti menjelang lebaran seperti ini gaji saya bayarkan, THR saya berikan, ongkos naik travel ke Kebumen sana saya bayarin -Rp 300.000 sekali jalan, saya tidak izinkan dia naik bus dengan alasan keselamatan dan supir travel biasanya saya pantau terus sampai si mbak tiba dengan selamat di desanya.

Nah, kembali ke judul di atas apakah THR perlu dibayarkan, menurut saya bukan perlu tapi "harus", terlepas mereka akan kembali ke rumah kita apa tidak. Bukankah mereka bekerja di rumah kita siang dan malam, menjaga anak-anak kita, memastikan rumah rapi dan kinclong, menemani anak-anak bermain dan berenang di kolam renang kompleks, mengorder makanan di resto dekat kompleks kalau pas ada tamu mendadak datang sementara kita masih di kantor, menemani anak-anak naik sepeda keliling kompleks, and banyak lainnya. Kalau mau jujur gaji yang kita bayarkan kepada mereka harusnya lebih dari yang kita bayarkan sekarang mengingat kerja keras mereka. Oleh karena itu memberikan THR kepada mereka adalah suatu keharusan, kalau perlu dua atau tiga kali lipat dari gaji mereka. Sudahkah kita memberikannya?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun