Mohon tunggu...
Yunita Nur Lestari
Yunita Nur Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Akun ini berisi konten mengenai bahasa dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Wacana Tekstual dan Kontekstual

2 April 2024   07:56 Diperbarui: 2 April 2024   08:02 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Komunikasi dapat direkam baik secara lisan maupun tertulis. Wacana merupakan komponen penting dalam komunikasi. Wacana merupakan komponen kebahasaan yang sangat kompleks dan lengkap. Satuan pendukung kebahasaannya meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, dan kalimat, hingga sebuah paragraf.

Bentuk wacana dapat dibagi menjadi dua bagian: wacana tekstual dan wacana kontekstual. Tekstual mengacu pada kesatuan bahasa yang terdiri atas teks dan dianggap abstrak dalam ranah lesan atau wacana kalimat dan kata (Kridalaksana, 2008: 67). Van Dyk (dalam Mulyana, 2005:9) menyatakan bahwa istilah "teks" lebih bersifat konseptual. Selanjutnya, berkembanglah pengertian "teks lisan" dan "teks tulis", yang dalam konteks ini berkaitan dengan wacana lisan dan tulis. Analisis dipertegas menurut Sumarlan (2010: 109) mengacu pada analisis wacana di mana teks dianalisis dari sudut pandang yang dikaji dan dilihat dari segi bentuk dan makna (koherensi).

Analisis teks dibagi menjadi dua jenis: gramatikal dan leksikal. Aspek gramatikal meliputi analisis wacana dari segi bentuk dan struktur serta analisis wacana dari segi isi yang meliputi pengacuan, pelesapan, dan penyulihan, sedangkan aspek leksikal adalah konsep-konsep yang berhubungan dengan kegandaan yang dimanifestasikan dengan adanya leksikal lain yang memiliki makna gramatikal seperti pengulangan, sinonimi, hiponimi, kolokasi, dan ekuivalensi.

Sumarlam dkk. (2003, h. 47) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa Wacana dalam konteks adalah wacana internal. Semua hal yang berkaitan dengan wacana dapat dibagi menjadi dua kategori: linguistik konteks dan ekstralinguistik konteks. Hal ini berbeda dengan analisis konseptual, yang berhubungan dengan konteks. Konteks adalah situasi atau latar belakang terjadinya suatu pertukaran. Konteks dapat dilihat sebagai sebab dan alasan terjadinya suatu percakapan atau dialog (Setiawan, 2012:34). Aspek-aspek internal wacana dan segala sesuatu yang secara eksternal melingkupi sebuah wacana disebut konteks wacana (Sumarlan, 2010:47). Maka wacana atau tuturan pun dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu wacana lisan dan wacana tulis.

Ketika meneliti karya-karya Sastra, menganalisis teks dan konteks akan membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam. Dengan mempertimbangkan aspek sejarah, budaya, dan masyarakat dalam konteks karya, seseorang dapat mengenali sejauh mana lingkungan memiliki pengaruh terhadap karya tersebut dan bagaimana pengaruhnya. Menganalisis teks, di sisi lain, mengarah pada pengetahuan yang mendalam tentang struktur, gaya, dan tema karya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun