Menurut Montessori, sebagaimana dikutip oleh Anggani Sudono, ketika anak sedang bermain, anak akan menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Anak yang bermain sebenarnya telah berbagai hal baru yang ada disekitarnya. Proses penyerapan inilah yang disebut Montessori sebagai aktifitas belajar.
Tekanan pada belajar sambil bermain adalah lebih mengutamakan belajar daripada permainan. Bermain hanya sebatas sarana, bukan sebagai tujuan. Permainannya bisa berbentuk apa saja, boleh menggunakan alat ataupun tidak. Hal yang terpenting adalah belajar untuk menguasai hal-hal baru.
Jika belajar sambil bermain lebih menekankan pada pelajarannya, maka bermain sambil belajar lebih menekankan pada jenis permainannya. Permainan yang dimaksud disini bukan sebagai permainan semata, melainkan permainan yang dapat menstimulasi minat belajar anak.
Jika anak mampu memainkan jenis permainan tertentu secara sempurna, maka anak tersebut bisa dikatakan berhasil dalam bermain sambil belajar, artinya anak mampu menguasai mata pelajaran tertentu melalui permainan khusus tersebut.
Kegiatan Pembelajaran untuk Anak Usia 0-2 Tahun
Permainan Bola Ringan
Permaian Bola Ringan dapat dilakukan oleh anak dengan usia berapa pun, dan mereka semua dapat bermain bersama. Permainan ini melatih koordinasi mata-tangan pada anak. Mempelajari koordinasi mata-tangan akan sangat berguna saat menulis, meletakkan barang yang kecil ke dalam suatu bentuk yang rumit, atau membuat takaran yang pas untuk suatu resep makanan yang rumit.
Kegiatan Pembelajaran Untuk Anak 3-6 Tahun
Menggambar Abstrak (Untuk Usia 5+)
Nilai Edukasi: Tiupan pada sedotan menghasilkan udara yang bergerak. Udara yang keluar dari sedotan membuat cat bergerak dan menghasilkan objek dengan bentuk abstrak. melatih kreatifitas anak, melatih keterampilan motorik halus, mengenal warna.
Prinsip-Prinsip Belajar Anak
1.Anak adalah Pembelajar Aktif
Seorang guru harus dapat memahami sifat-sifat multi dimensional yang terdapat pada aktivitas yang di lakukan anak. Pertama, anak memerlukan stimulus untuk mereka bergerak. Kedua, anak menggunakan seluruh tubuhnya untuk belajar. Ketiga, anak dapat menjadi aktif dalam mencari pengalamannya sendiri. Anak sebaiknya memiliki pengalaman langsung
2.Belajar Anak Dipengaruhi oleh Kematangan
Kematangan merupakan masa di mana pertumbuhan serta perkembangan anak dapat mencapai titik kulmilasi perekembangan anak. Seorang guru harus mengetahui bagaimana pencapaian perkembangangan anak. Anak yang dapat berkembang dengan baik maka ia akan lebih mudah dalam proses belajar
3.Belajar Anak Dipengaruhi oleh Lingkungan
Anak berinteraksi dengan lingkungannya maka akan menghasilkan sebuah pengalaman dalam belajar. Hal tersebut berarti lingkungan dapat mempengaruhi proses belajar anak.
4.Anak Belajar Melalui Kombinasi Pengalaman Fisik dan Interaksi Sosial
Pengalaman-pengalaman yang di miliki anak dapat diperoleh melalui penginderaan. Anak dapat belajar dengan cara merasakan, melihat, meraba, mendengarkan serta menyentuh. Karena dengan seperti itu makan proses pembelajaranpun aka lebih mudah
5.Anak Belajar dengan Gaya yang Berbeda
Cara belajar anak akan beragam. Ada yang cepat dalam merespon ada pula yang lambat dalam menanggapi sebuah pembelajaran.
6.Anak Belajar melalui Bermain
Dalam proses bermain tersebut anak akan mendapatkan berbaigai benda dan ide-ide yang akan muncul ketika dalam proses bermain tersebut. Maka dalam hal itu anak sedang berproses belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H