Mohon tunggu...
Yunita K
Yunita K Mohon Tunggu... Freelancer - food technologist

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Bookless Library di Pondok Pesantren Al Fattah Sidoarjo

3 Agustus 2024   18:00 Diperbarui: 3 Agustus 2024   18:02 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Implementasi Bookless Library Di Pondok Pesantren Al Fattah Sidoarjo

Oleh : Hamsyah Musthofa (Mahasiswa S2 MPI)

Perkembangan teknologi dan informasi seiring berjalannya waktu kini telah memasuki babak baru. Jika sebelumnya kita dikenalkan dengan era millenial, kini masyarakat telah memasuki era 4.0 revolusi industri di mana teknologi otomasi sangat berperan penting di lingkup industri. Tidak berhenti sampai disitu, wacana era baru pun sudah mulai terdengar yaitu era 5.0 Society, di mana sistem sosial masyarakat saling berintegrasi antara ruang fisik dan siber. Dalam hal ini, tentunya media sosial memegang peranan yang sangat penting. Lebih lanjut, masyaratak kini juga mulai diramaikan dengan hadirnya teknologi AI (Artificial Intelligent) yang semakin berkembang dan merambah ke segala aspek kehidupan, baik itu aspek sosial, budaya, bisnis, perdagangan, bahkan pendidikan. Hadirnya AI diprediksi akan mampu menggantikan sebagian besar aktifitas manusia. Namun di sisi lain, perkembangan teknologi AI ini juga diharapkan mampu membawa sinyal positif bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Pemanfaatan teknologi AI yang tepat akan mampu mendorong proses kegiatan pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien.

Selaras dengan hal tersebut, revolusi kurikulum pendidikan di Indonesia pun semakin mengalami perkembangan dari waktu ke waktu menyesuaikan peradaban dan perkembangan zaman, mulai dari kurikulum yang menitikberatkan pada kerjasama, kompetensi, hingga kurikulum yang berfokus pada pendidikan karakter, bahkan kurikulum terbaru yang diterapkan di Indonesia saat ini, yaitu Kurikulum Merdeka. Semua itu dilakukan agar mutu pendidikan di Indonesia terus meningkat sehingga mampu mewujudkan lulusan yang berintegrasi dan berdaya saing.

Dengan berkembangnya berbagai kebaharuan tersebut, memunculkan tantangan baru bagi seluruh lembaga pendidikan baik Sekolah, Universitas, bahkan Pondok Pesantren atau Lembaga Pendidikan berbasis "Boarding school" lainnya agar tidak tertinggal dengan pesatnya peradaban (Haris, 2023). Pesantren atau boarding school merupakan Lembaga Pendidikan yang tidak dapat dipandang sebelah mata walaupun sering menjadi pilihan kedua setelah sekolah umum. Hal tersebut didasari dari peran pesantren sendiri yang tidak hanya dituntut mampu mencetak santri menjadi kader agama yang memiliki kemampuan intelektual, namun juga sosial, dan spiritual, terlebih lagi mengingat bahwa peserta didik saat ini sudah banyak yang berasal dari generasi Z dan Alpha yang sangat butuh akan pendidikan karakter dan digitalisasi kegiatan Pendidikan.

Bagi anak di usia tersebut, lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap proses pendidikannya. Lingkungan yang representatif akan membantu mereka dalam proses kematangan diri. Tentunya lingkungan sekolah menjadi salah satu unsur penting yang berpengaruh. Sekolah Diharapkan mampu mewujudkan iklim pertemanan yang sehat, pembelajaran yang berkemajuan, fasilitas yang mendukung, serta integrasi teknologi di setiap unsur. Konsep tersebut dapat diartikan sebagai Smart School atau Smart Pesantren, yaitu sebuah iklim pendidikan yang didasarkan pada integrasi antara sekolah dan teknologi.

Untuk dapat mewujudkan konsep Smart Pesantren bagi Lembaga Pendidikan dengan konsep Boarding School salah satunya ialah dengan melakukan upgrade perpustakaan. Perpustakaan merupakan salah satu sarana sekolah yang paling penting untuk menunjang pembelajaran peserta didik, terutama bagi sekolah yang menerapkan sistem Boarding School di mana peserta didik banyak menghabiskan waktunya di lingkungan pesantren. Tentunya perpustakaan menjadi tempat terbaik untuk menggali informasi di luar ruang kelas, bahkan ada kata mutiara yang menyatakan "Untuk melihat kualitas sebuah sekolah, lihatlah perpustakaannya".

Dalam konsep Smart Pesantren, perpustakaan tidak hanya terbatas pada tempat dan buku fisik, namun bisa dikembangkan lebih lanjut lagi dengan membangun suatu Digital Library yang dapat menyediakan buku-buku digital bagi para peserta didik. Lebih lanjut, perpustakaan juga bisa dikembangkan menjadi Bookless Library, di mana seseorang tidak membutuhkan buku fisik untuk bisa membaca, melainkan dengan sistem digitalisasi menggunakan gadget. Metode tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti membuat Sistem Informasi perpustakaandigital berbasis website (Ispandi, 2019), atau dengan menggunakan metode QR-Code.

QR-Code merupakan salah satu metode pembacaan data secara instan yang mampu memberikan akses cepat terhadap suatu informasi yang dikodekan. Metode ini sangat cocok digunakan untuk mendukung proses scanning device ke portal buku digital. Cara ini juga terbilang efektif untuk membantu peserta didik dalam mengakses berbagai media belajar di internet.

Penarapan konsep Bookless Library ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peserta didik dalam menggali sumber ilmu, namun juga bisa dimanfaatkan bagi guru dan civitas pesantren dalam mencari referensi secara lebih cepat dan efisien. Berangkat dari hal tersebut, Rencana Pengembangan Sekolah ini disusun agar bisa diimplementasikan di Pondok Pesantren Al Fattah Sidoarjo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun