Mohon tunggu...
Yunita Jihan Azzahra
Yunita Jihan Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN WALISONGO SEMARANG

Mahasiswi S1 Program Studi Matematika Murni di UIN Walisongo Semarang. Hobi mencoba hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Lakukan Tadarus di Masjid Nurul Iman Guna Mengaktifkan Remaja Masjid

25 Mei 2023   22:41 Diperbarui: 25 Mei 2023   22:44 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masjid adalah tempat ibadah yang memiliki peran sentral dalam kehidupan umat muslim. Selain sebagai tempat untuk melaksanakan sholat, masjid juga berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat tren penurunan jumlah jamaah yang datang ke masjid, terutama dari kalangan remaja. Oleh karena itu, penting bagi remaja Muslim untuk menyadari peran dan pengaruh positif yang mereka berikan dalam meramaikan masjid. 

Dari adanya hal tersebut, Mahasiswa UIN Walisongo berinisiatif mengadakan pengabdian Masyarakat yaitu ikut serta meramaikan Masjid Nurul Iman, Ngaliyan, Kota Semarang  dengan bertadarus pada bulan Ramadhan. Pada pengabdian ini, para mahasiswa berfokus bertadarus di masjid yang memang sepi peminat  tanpa ada pemuda/remaja yang datang. Sehingga mahasiswa juga mengetahui factor yang menyebabkan tidak adanya keaktifan remaja di masjid tersebut. 

Tujuan dari kegiatan ini adalah juga untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung pada pancasila sebagai dasar Negara Indonesia.  Kegiatan pengabdian ini di lakukan oleh 3 orang mahasiswi dari Fakultas Sains dan Teknologi dan juga dinaungi oleh ibu Hj.Sri Isnani Setiyaningsih, M.Hum selaku dosen UIN Walisongo Semarang.

Kegiatan dimulai setelah melaksanakan sholat tarawih. Dan mahasiswa disambut baik oleh ibu-ibu sekitar yang ada dimasjid. 3 orang mahasiswa melakukan target untuk bisa khatam 30 juz selama mereka bertadarus dimasjid tersebut. Sehingga, mereka membaginya dan mulai membaca Al-Qur'an dimana perorang mahasiswa memiliki target membaca sampai 10 juz. 

Sistem tadarus yang dilakukan oleh ibu-ibu yang ada dimasjid pun adalah sama dengan yang dilakukan mahasiswa yaitu dengan membaginya, bertujuan agar lebih banyak dalam mengkhatamkan Al-Quran. Persoalan yang ada dikegiatan ini tentu saja langsung bisa dilihat mahasiswa, yaitu tadarus hanya didominasi oleh Ibu-Ibu lingkungan sekitar dan hanya ada satu remaja yang ikut serta. Mahasiswa berasumsi bahwa kurangnya kesadaran remaja yang ada disekitar masjid adalah factor yang mendasari tidak adanya remaja yang ikut serta mengaktifkan masjid apalagi dibulan suci Ramadhan.

Mahasiswa berpendapat, solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan mengaktifkan kembali para remaja yang ada disekitar masjid. Seperti dengan Pembentukan kelompok Tadarus Remaja dan ajakan untuk kegiatan positif guna meramaikan masjid. Dalam pembentukan kelompok ini, dapat diadakan pertemuan rutin di masjid dengan bimbingan seorang pengajar atau guru yang memahami kebutuhan dan minat remaja. Penting juga untuk menciptakan lingkungan yang ramah remaja dan disesuaikan dengan gaya belajar remaja. 

Seperti diskusi kelompok, permainan edukatif atau acara social yang menghubungkan mereka. Sayang, dalam kegiatan pengabdian mahasiswa ini belum mampu menggerakan para remaja dilingkungan sekitar karena kurangnya waktu dan minimnya orang yang ikut serta dalam kegiatan pengabdian. Namun mahasiswa berharap keikutsertaan mereka bisa bertadarus dimasjid bisa menarik perhatian pemuda disekitar untuk ikut mengaktifkan masjid, dan juga adanya artikel ini dibuat bisa menyadarkan para remaja untuk tergerak hatinya mempunyai rasa kesadaran yang tinggi untuk berpartisipasi dalam meramaikan masjid.

Kegiatan tadarus yang dilakukan mahasiswa ini juga banyak sekali mengimplementasikan nilai-nilai pancasila. Terutama tercermin pada sila pertama, yaitu dalam bertadarus kita sebagai seorang muslim artinya menyampaikan rasa ketaatan dan penghormatan kita kepada Allah SWT yang telah menurunkan Al-Qur'an sebagai wahyu untuk umat muslim. Selain itu, kegiatan bertadarus juga memperkuat rasa kebersamaan, saling mendukung, dan mempererat hubungan antar anggota-anggota masyarakat. 

Hal ini sesuai prinsip persatuan dalam pancasila, yang menekankan pentingnya menjaga keutuhan bangsa dan Negara dapat tercermin dalam semangat kebersamaan dalam bertadarus. Bertadarus juga dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya keadilan esame sesuai sila ke-5 pancasila. Yang mengarah pada upaya menciptakan kesetaraan dan keadilan dalam masyarakat. Bertadarus dapat membangkitkan kesadaran akan pentingnya membantu esame dan berkonstribusi dalam menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Itulah kegiatan pengabdian bertadarus yang dilakukan oleh Mahasiswa UIN Walisongo serta analisis-analisisnya. Dengan dilakukan pengabdian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberi kesadaran khususnya untuk ramaja untuk berpatisipasi aktif serta dapat meningkatkan kemakmuran masjid yang ada disekitar mereka. Remaja seharusnya menjadi teladan yang menginspirasi orang lain untuk terlibat dalam kegiatan keagamaan terkhusus meningkatkan hubungan mereka dengan Al-Quran.

Dengan adanya kegiatan tadarus tersebut  bukti bahwa melakukan sesuatu kebaikan tidak harus mahal cukup dengan kita menuangkan ide-ide dan ikut serta dalam kegiatan positif yang dapat membantu menghidupkan, membangun,maramaikan suatu kegiatan yang mungkin sepi peminat  menjadi kegiatan yang lebih bermakna.Serta dengan adanya kegiatan tersebut dapat memberi contoh secara langsung tidak fiktif belaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun