1. Pengertian Nilai-Nilai Budaya Pesantren
Keberhasilan pesantren dalam mendidik santrinya bukan merupakan suatu kebetulan akan tetapi ada nilai-nilai yang mendasarinya. Nilai-nilai adalah pembentuk budaya dan merupakan dasar atau landasan bagi perubahan dalam hidup pribadi atau kelompok.
Dalam hubungannya dengan pesantren, pemahaman santri terhadap agamanya, menuntut mereka untuk berperilaku sesuai dengan esensi ajaran agamanya dalam kajian budaya (organisasi), wujud kebudayaan tingkat pertama yaitu kebudayaan ideal yang termsuk dalam hal ide-ide, gagasan, Â norma-norma, peraturan, nilai-nilai dan sebagainya.
2. Proses Internalisasi Nilai Pesantren
Internalisasi merupakan proses penanaman sikap terhadap pribadi seseorang sehingga menjadi satu karakter atau watak yang yang baik, serta menjadi keyakinan dan kesadaran akan kebenaran agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku sehari-hari.
Dalam proses internalisasi nilai pesantren ada tiga tahap yang mewakili proses terjadinya internalisasi.
a. Tahap transformasi nilai yang merupakan suatu proses yang dilakukan pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik dan yang kurang baik kepada santri.
b. Tahap transaksi nilai yang merupakan tahap pendidikan nilai dengan jalan melakukan komunikasi 2 arah atau interaksi antar santri dan musyridah yang menyajikan informasi tenteng nilai yang baik dan buruk dan juga melaksanakan dan memberikan contoh amalan yang nyata dan santri diminta untuk memberikan respon yang sama tentang nilai-nilai itu yaitu menerima dan mengamalkan nilai tersebut.
c. Tahap trans-internalisasi yang merupakan tahap yang jauh lebih mendalam dari pada tahap transaksi, pada tahap ini bukan hanya menggunakan tahap komunikasi tetapi juga sikap mental dan kepribadian, pada tahap ini komunikasi kepribadian yang berperan secara aktif.
3. Urgensi Nilai-Nilai Pesantren Di Era Milenial
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam tradisional yang mampu bertahan ditengah arus perkembangan global karena adanya elaborasi sistem transformasi nilai-nilai keislaman dan kultur budaya yang sangat lekat. Hal tersebut merupakan sejalan dengan pembangunan pendidikan pesantren yang mempunyai orientasi pada pendidikan islam dan keagamaan. Kemudian secara sistematik pendidikan islam di pesantren berjalan pada poros syariah dan siyasah, dan sedangkan pendidikan keagamaannya berkutat kepada poros akidah dan akhlak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H