Abu Bakar As-Shidiq dan Umar bin Khattab merupakan dua figur sentral dalam sejarah penyebaran islam yang memiliki peran penting dalam strategi dan kemitraan dalam penyebaran islam, keduanya merupakan pemimipin yang gigih dan bijaksana. Melalui strategi yang cerdas dan kemitraan yang kuat mereka berhasil membawa islam ke seluruh penjuru dunia dan mampu menyebarkan islam hingga saat ini. Â
Adapun kepemimpinan pada masa Abu Bakar As-Shidiq dalam penyebaran islam sangat luas karena Abu Bakar As-Shidiq berperan penting dalam penyebaran islam, beliau juga orang terdekat Rasulullah dalam melakukan penyebaran islam tidak ada yang lain kecuali Abu Bakar As-Shidiq. Di masa awal, yang sebenernya islam sempat goyah karena Nabi Muhammad SAW wafat kemudian Abu bakar As-Shidiq berhasil mempertahankan kesatuan umat islam. Walaupun beliau memerintah dengan waktu yang singkat namun beliau berhasil menyelesaikan beberapa masalah. Salah satu bentuk perjuangan Abu Bakar As-Shidiq yaitu dengan menyebarluaskan penyebaran islam yang sangat luas dari Madinah keseluruh jazirah Arab, kemudian Irak dan Persia bahkan sampai ke wilayah Romawi.
Abu Bakar As-Shidiq dianggap sebagai pemimpin yang meneruskan kepemimpinan nabi Muhammad SAW. Beliau memberikan contoh kepemimpinan yang menginternalisasi nilai-nilai kenabian dan menjadi teladan bagi umat islam. Salah satu tugas pertama abu bakar sebagai khalifah yaitu memerangi kaum murtad, hal ini bertujuan untuk mempertahankan keutuhan umat islam dan mengahadapi berbagai tantangan yang muncul setelah wafatnya nabi Muhammad. Selama kepemimpinannya Abu Bakar As-Shidiq juga terlibat dalam perluasan wilayah islam, sebagai pemimpi pasukan dalam pe naperangan untuk perluasan wilayah islam ke wilayah-wilayah baru. Selain itu Abu Bakar As-Shidiq dikenal sebagai seorang pemimpin yang adil dan derrmawan. Kedermawanannya itu membantu memperkuat persaudaraan diantara umat islam. Â Selain tindakan militer, Abu Bakar As-Shidiq juga memperhatikan pendidikan dan dakwah. Beliau menyebarkan ajaran islam melalui pendekatan edukatif dan dakwah bersifat persuasif.
Abu Bakar As-Shidiq berhasil memimpin umat islam dengan penuh kebijaksanaan dan keteladanan, yang berkontribusi besar terhadap penyebaran agama islam pada masanya. Selain itu, selama masa kepemimpinan Abu Bakar As-Shidiq, banyak pengembangan yang penting terjadi dalam islam, termasuk pengumpulan dan penulisan Al-quran, penyebaran islam ke berbagai wilayah, serta pengaturan administrasi negara.
Selain Abu Bakar As-Shidiq, Umar bin Khattab juga tidak kalah berperan penting selama masa kepemimpinannya. Salah satu pencapaiannya terbesarnya yaitu penaklukan Persia dan Mesir. Selain itu, beliau juga berhasil menaklukan sebagian besar wilayah Romawi termasuk Yerussalem. Umar bin Khattab banyak memperkenalkan reformasi administrasi dan hukum yang membantu untuk penyebaran islam dan penerimaan diberbagai wilayah baru yang sebelumnya belum terjangkau. Ketika Umar bin Khattab memerintah, kekhalifahannya baru mulai perluasan wilayah yang pojok yang sebelumnya belum terjangkau. Beberapa reformasi yang dilakukan olehnya termasuk pembagian wilayah tanah, pembangunan infrastruktur, dan perbaikan sistem hukum. Ini termasuk membantu Umar bin Khattab dalam penyebaran islam di berbagai wilayah baru. Umar bin Khattab memulai perluasan wilayah dengan memerintahkan pasukan islam untuk menaklukan kota-kota Mesir. Kemudian beliau mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Amr bin Al-Ash, beliau merupakan seorang panglima yang sangat berpengalaman dengan itu Umar bin Khattab mengirimkannya untuk memimpin pasukannya. Dan pasukan muslim berhasil menaklukan kota-kota penting di Mesir seperti Alexandria dan Fustat.
Selain itu Umar bin Khattab berperan penting dalam mempertahankan nilai dan ajaran islam. Beliau menetapkan regulasi untuk melindungi alquran dan memastikan kompilasi alquran dalam bentuk buku. Komitmen nya dalam menjaga etika dan nilai-nilai islam dalam penerapan hukum yang adil dan pengenalan aturan untuk memerangi korupsi dan kejahatan sosial. Kepemimpinan Umar bin Khattab berakhir secara tragis ketika beliau dibunuh pada tahun 644 M. Kepemimpinan Umar bin khattab tidak hanya melibatkan ekspansi wilayah fisik, tetapi juga reformasi administratif, keadilan sosial, dan pemeliharan nilai-nilai islam yang memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan peradaban islam.
Perbandingan kepemimpinan Abu Bakar As-Shidiq dan Umar bin Khattab dalam penyebaran agama islam sering kali menjadi topik menarik dalam literatur sejarah islam. Abu Bakar As-Shidiq yang menjadi khalifah pertama setelah wafatnya Rasulullah SAW, dikenal karena kepemimpinannya yang bijaksana dan peran pentingnya dalam memperluas wilayah kekuasaan islam melaui ekspansi militer.
Sementara itu, Umar bin Khattab yang kemudian menjadi khalifah kedua, juga memainkan kepemimpinannya dalam penyebaran islam melalui kepemimpinan yang kuat dan bijaksana politiknya. Umar bin Khattab terkenal karena penaklukannya atas wilayah-wilayah baru dan keberhasilannya dalam menyebarkan islam ke luar Arab.
Meskipun keduanya memiliki kepemimpinan yang signifikan dalam penyebaran agama islam, mereka memiliki pendekatan yang berbeda. Abu Bakar As-Shidiq cenderung menggunakan diplomasi dan perdamaian untuk memperluas wilayah islam, sementara Umar bin Khattab lebih condong kepada kebijakan penaklukan militer untuk memperluas pengaruh islam.
Kedua pemimpin mulia ini meninggalkan jejak yang mendalam dalam  penyebaran islam. Dimasa mereka islam bukan hanya berkembang pesat secara geografis, tetapi juga memperkuat fondasi spiritual dan sosial umat islam. Keberhasilan mereka dalam memimpin tidak terlepas dari keteladanan, keimanan yang kuat, serta komitmen mereka terhadap ajaran islam. Masa pemerintahan Abu Bakar As-Shidiq dan Umar bin Khattab menjadi bukti bahwa kepemimpinan yang berlandaskan nilai-nilai islam mampu membawa perubahan besar bagi peradaban manusia. Kedua nya tidak hanya dihormati oleh umat islam, tetapi juga diakui sebagai figur penting dalam sejarah dunia. Jejak yang mereka tinggalkan mengajarkan kita tentang pentingnya integritas, keadilan, dan keteguhan dalam menjalankan amanah. Melalui kepemimpinan mereka, kita dapat memahami bahwa pemimpin yang mulia adalah mereka yang mampu menginspirasi, melayani dengan hati, dan memberikan yang terbaik untuk kemaslahatan umat.
Penulis:
Dinah Mahmudah 'Alimah (Mahasiswi Aktif Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta)
Yunita Eka Putri (Mahasiswi Aktif Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta)
Putri Qurrota A'yun (Dosen Aktif Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H