Mohon tunggu...
Yunita Dwi Permata
Yunita Dwi Permata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia

Penggemar K-Pop Suka menonton dan mereview drama maupun film Senang belajar bahasa asing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dampak Positif Persaingan dalam Berburu Takjil di Bulan Ramadhan

7 Mei 2024   12:43 Diperbarui: 7 Mei 2024   13:03 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

            Bulan Ramadhan kali ini jatuh pada Maret 2024. Setelah melewati bulan Ramadhan serta lebaran yang bisa dikatakan cukup sedih juga terbatas karena saat itu wabah penyakit covid-19 menyerang seluruh dunia. Namun, tahun ini semua sudah kembali normal dan antusiasme para umat muslim di Indonesia dalam rangka menyambut bulan yang suci dan penuh berkah ini sangatlah baik. Salah satunya dengan berburu makanan untuk berbuka puasa atau biasa disebut dengan takjil.

            Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia ialah panganan dan minuman untuk berbuka puasa. Biasanya orang-orang mencari takjil yang segar untuk dikonsumsi setelah seharian menahan lapar dan dahaga. Contohnya adalah es buah, es teh manis, dan kolak. Sebagian orang juga suka menyantap gorengan sebelum makan berat. Tidak hanya yang disebutkan di atas, berbagai macam takjil pada era modern ini sangatlah beraneka macam.

            Biasanya, pada bulan Ramadhan ini pasar takjil banyak dibuka. Itulah yang membuat suasana puasa lebih hidup, karena keramaian yang disebabkan oleh para penjual takjil di bazar Ramadhan maupun di pinggir jalan. Aneka macam takjil dijual dan tampilannya menarik untuk dilihat membuat orang ingin memborong semuanya. Karena itulah yang tertarik untuk membeli takjil tidak hanya umat islam saja tetapi umat non-islam pun ikut semangat dalam urusan perjajanan.

            Beberapa orang non-islam tersebut mengatakan bahwa jarang sekali ada yang menjual aneka macam jajanan di pinggir jalan kecuali saat bulan Ramadhan. Maka dari itu mereka ikut berpartisipasi dalam hal tersebut. Disaat para muslim sedang lemas-lemasnya pada siang hari yang terik, para non-islam ini malah sudah mulai berburu takjil dari ujung ke ujung. Sehingga saat tiba waktunya berbuka, takjil yang dijual sudah tinggal sisanya saja. Hal itu membuat para muslim membuat konten lucu berisi keluhan karena tidak kebagian takjil berbuka puasa.

            Konten keluhan tersebut dibalas oleh umat non-islam dengan tak kalah lucu. Mereka membuat video berisikan narasi pengakuan karena sudah merebut stok takjil sejak siang hari. Karena hal-hal lucu tersebut, netizen menyimpulkan tren kali ini sebagai persaingan antara umat muslim dan umat non-muslim dalam memperebutkan takjil berbuka puasa. Melihat yang tak selalu terjadi ini membuat hati banyak orang tersentuh melihat toleransi agama di Indonesia yang kuat.

            Siapa yang menyangka bahwa sebuah hal kecil yaitu takjil berbuka puasa dapat menyatukan seluruh umat di Indonesia yang beragam ini. Para teman-teman non-islam memiliki pendapat selain berburu makanan untuk disantap, mereka juga membantu para pedagang atau UMKM yang sedang menyambung ekonomi. Tentu saja hal tersebut disetujui dan mengundang banyak komentar baik dari seluruh netizen. Sepertinya, persaingan dalam membeli takjil berbuka puasa ini akan diingat sebagai momen toleransi yang indah serta akan menjadi kebiasaan berkelanjutan setiap bulan Ramadhan agar kehangatan senantiasa membersamai para umat beragama di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun