Jika ada hal paling menyebalkan di dunia ini, setidaknya untuk lingkup sepak bola, adalah deretan statement para pandit dan pelatih online yang tak jarang terlalu subjektif untuk menilai sesuatu. Ah tunggu, tidak hanya dua jenis orang itu, para punggawa lapangan hijau yang sudah bertahun-tahun silam gantung sepatu juga terkadang menyebalkan saat menjawab atau menyatakan pendapat mereka dengan sukarela di depan mic para wartawan olahraga yang butuh bahan berita untuk mencari cuan.
Darren Bent namanya, entah siapa nama lengkapnya saya tidak tahu dan memang tidak berniat mencari tahu. Dari info yang saya dengar dia adalah mantan penyerang Timnas Inggris. Bent menyatakan jika keputusan Lingard untuk bertahan di MU adalah hal yang tidak seharusnya dan terlalu disayangkan. Pernyataan itu ia lontarkan tepat setelah Timnas Inggris mengandaskan perlawanan Andorra dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa. Dalam laga tersebut Lingard menceploskan bola ke gawang lawan sebanyak dua kali.
Oke, tidak ada yang salah dengan Darren Bent. Sudah tugasnya sebagai analis sepak bola untuk membagikan sudut pandangnya tentang apa yang terjadi di lapangan pada media. Tanpa pernyataan dari dia pun belum tentu tulisan ini bisa terbit dan kalian baca. Massive thank you, Mr Bent.
West Ham United sejatinya ada di barisan terdepan dalam perburuan tanda tangan pemain bernomor punggung 14 tersebut. Nomor punggung yang seketika menjadi keramat berkat dipakai oleh dirinya. The Hammers memang sudah terkesima dengan penampilan Lingard saat mode serius. Setengah musim saat dipinjamkan di klub ibukota Inggris tersebut Lingard berhasil mengoleksi 9 gol dan 5 assist dari 16 penampilannya di Premier League musim lalu.
Usaha West Ham untuk mempermanenkan Lingard menjadi pemainnya tidak menemui titik terang bahkan sampai bursa transfer ditutup akhir Agustus kemarin. Lingard bertahan di Old Trafford dengan bersaing menghadapi nama-nama pemain baru seperti Jadon Sancho dan idolanya sendiri, Cristiano Ronaldo. Pilihan bertahannya ini yang amat disayangkan oleh Bent, dia menilai seharusnya Lingard pergi dari MU untuk mencari menit main alih-alih duduk di bangku cadangan menunggu kepastian.
"Kalo ada pemain lain yang main tiap minggunya, ya apa Southgate tetep milih Lingard cuma karena sebelumnya gacor di timnas? Kalo kalian masih ingat sama si Welbeck, dimana dia jarang main di klub tapi sering nyekor di timnas, gue sih cuma penasaran aja apa si Lingard bisa tetep dapetin kesempatan di timnas walaupun jarang main di klub," kata Bent di Talksport setelah laga Inggris melawan Andorra.
"Tapi ya gimana lagi, faktanya dia lebih milih nggak mau pindah, walaupun ada Sancho sama Ronaldo disono. Menit mainnya pasti berkurang sih, dan gue mikirnya pemain sebagus Lingard seharusnya emang dikasih main tiap minggu," tambahnya.
Jika kita kembali menilik performa Lingard di laga itu memang amat disayangkan apabila dia hanya berfungsi menghangatkan bangku cadangan di klub, mengingat laga saat melawan Andorra Lingard tampil kesetanan dengan tiga gol dan satu assist, sayangnya satu gol di babak pertama dianulir karena offside. Bahkan Gareth Southgate selaku manager Timnas Inggris justru turut mendoakan Lingard kembali menemukan performa terbaiknya saat pulang ke MU. Rupanya sang manager pun menyadari jika bukan hal mudah bagi Lingard untuk merebut posisi utama di dalam starting line up mengingat MU bertabur penyerang bingang.
Laga melawan Newcastle akhirnya hadir. Dalam laga tersebut memang CR7 lah yang menguasai panggung pertunjukan di Teater Impian, namun gol penutup dari Lingard di penghujung babak tak kalah membuat penggemar di stadion ikut berdiri dari kursi tempat mereka duduk. Menyambut kembali bersinarnya anak kecil yang dulu pernah dilatih Ronaldo saat masih berstatus pemain akademi.
Kesempatan di depan sudah kembali dibuka sendiri oleh pemain berjuluk JLingz. Keputusan pergi mungkin bisa saja dirinya ambil, namun melihat di depan MU tidak bermain di satu kompetisi pasti memerlukan rotasi pemain untuk menghindari badai cedera. Dan betapa impresifnya performa Lingard bersama West Ham, anggap saja itu adalah salah satu pembuktian bahwa dirinya masih layak diperhitungkan untuk masuk dalam rencana Ole memenangkan berbagai kejuaraan.