Kedatangan striker Uruguay yang super dadakan macam tahu bulat menuai banyak atensi dari publik sepakbola. Pasalnya jajaran manajemen United sudah terlebih dahulu menerima hujatan dari fans sendiri kala mendekati deadline day belum ada juga pemain yang merapat. Bagai para yutuber yang hobi sekali melakukan prank, sepertinya Ed Woodward pun mendapatkan inspirasi untuk memberi surprise kepada fans MU di seluruh dunia dengan cara tersebut. Tentu saja surprisenya tidak gratis, dia melakukan prank terlebih dahulu sebelum akhirnya memborong empat pemain sekaligus di hari terakhir bursa transfer.
Salah satunya adalah Edinson Cavani. Iya, Cavani gaes. Bukan Sancho ataupun Bale yang bolak-balik nampang di headline news Manchester United. Banyak sekali pro kontra yang mengiring kehadiran sahabat Luis Suarez ini. Sebagian menganggap ini adalah pembelian jitu, tentu saja jitu karena United mendapatkan dia secara gratis. Berbeda seperti musim-musim sebelumnya yang setiap bursa transfer selalu masuk tiga besar klub paling boros se Liga Inggris.Â
Tak sedikit pula beberapa yang menganggap Cavani terlalu tua sehingga akan mubazir. Mereka-mereka ini berspekulasi dengan adanya Cavani akan mengurangi jatah main striker muda seperti Marcus Rashford, Anthony Martial bahkan Mason Greenwood.
Setiap kedatangan pemain tentu akan menuai pro kontra, selalu ada sisi kurang dan lebihnya. Hanya tinggal bagaimana sang manajer mampu mengolah komposisi skuat yang ada. Got it Pak Guru Penjas?
Daripada menyoroti kedatangan Cavani yang terkesan unbelievable, kenapa tidak mengupas nomor punggung yang ia kenakan saat ini? Nomor keramat yang kerap memakan banyak korban bagi siapapun yang memakainya.
Jika mengupas tuntas siapa saja pemakai nomor keramat tentu artikel ini akan panjang sekali, jadi kita mulai dengan George Best. Trinity milik Manchester United yang patungnya diabadikan dengan gagah di depan Stadion Old Trafford bersama dua kawannya Dennis Law dan Sir Bobby Charlton.
Best bisa dikatakan pioner tersorotnya nomor 7 yang sampai sekarang dianggap keramat. Kiprahnya bersama Setan Merah berhasil menjadikan MU klub Inggris pertama dalam sejarah yang memenangkan Liga Champions (saat itu masih bernama Piala Champions).
Tidak mudah memang membawa klub yang baru bangkit usai tragedi Munich Air Disaster untuk kemudian dalam sedekade kedepan bisa menjadi raja Eropa. Best mendapat ganjaran Ballon D'OR. Menjadi satu-satunya trio dimana seluruh personilnya memenangkan penghargaan pemain terbaik dunia. MSN? BBC? Lewat jauh slurr.
Usai puluhan tahun dibayangi kesuksesan George Best, United kembali bangkit dan memperkenalkan pemain asal Perancis bernama Eric Daniel Pierre Cantona. Musim pertamanya berseragam Setan Merah sukses membawa skuat asuhan Sir Alex Ferguson juara Liga Primer Inggris (yang merupakan tahun pertama First Division berubah menjadi EPL).
Tidak ingin menjadi one season wonder, Cantona menyabet PFA Player Of The Years di Liga Inggris dan Manchester United setahun berikutnya. Meski kegemilangannya sempat ternoda karena skandal "tendangan kungfu" di Selhurst Park, Cantona merupakan sosok panutan bagaimana menjadi pemain hebat bagi generasi muda Class of '92.