Mohon tunggu...
YUNITA CAHYANI UINJKT
YUNITA CAHYANI UINJKT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ambivert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karakteristik dan Tugas Pendidik

18 Oktober 2023   22:19 Diperbarui: 18 Oktober 2023   22:47 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Setelah kemarin berbicara mengenai peserta didik, sekarang mari kita ulik mengenai pendidik dalam pendidikan islam.

Menurut M. Athiyah Al-Abrasyi seorang pendidik bisa disebut pendidik jika telah memenuhi syarat (karakteristik) berikut : seorang pendidik itu harus Zuhud, apa itu zuhud? Zuhud adalah tidak silau dengan duniawi, jika memiliki harta berlebih maka selalu dipakai untuk kebaikan dan tidak lupa untuk bersedekah, jiwa yang bersih dari sifat dan akhlak yang buruk itu sangat penting dalam diri seorang pendidik karena nantinya merekalah yang menjadi role model untuk peserta didiknya. Iklas, seseorang bisa dikatakan ikhlas jika memenuhi 3 syarat ini, pertama berbuat sesuatu dengan sungguh-sungguh.

Kedua kebaikannya hanya dipasrahkan kepada Allah SWT tanpa mengharapkan imbalan, ketiga setelah melakukan kebaikan tersebut dirinya akan merasakan kedamaian. Apabila terpenuhi 3 ciri ikhlas tersebut maka sudah dipastikan orang itu ikhlas dalam menjalankan kegiatannya. Karakteristik pendidik yang keempat adalah pemaaf, kemudian mampu menempatkan diri sebagai bapak, sehingga mencintai dan memikirkan masa depan anak didiknya, mengetahui bakat dan minat peserta didiknya dan menguasai bidang studi yang diajarkan karena dalam mahfudzat disebutkan 

"At-thariqah ahammu mina-l-maddah, wa al-mudarris ahammu mina-t-thariqah, wa ruhu-l-mudarris ahammu mina-l-mudarris nafsihi."

Dalam konteks proses belajar mengajar, pendidik haruslah selalu ingat akan hikmah dari mahfudzat tersebut, secara terjemah bebas dapat diartikan bahwa: Metode lebih penting dari materi (at-thariqah ahammu mina-l-maddah). Mau materi apa saja yang nantinya akan disampaikan, jika menggunakan metode yang benar, maka akan dapat diterima para siswa dengan baik. Sebaliknya, materi yang telah dipersiapkan dengan matang, akan menjadi hampa, tanpa metode yang baik. metode memang berpengaruh, namun tidak mutlak. 

Yang berpengaruh adalah the man or teacher, manusianya, orangnya, al-mudarris nafsihi atau guru itu sendiri. Tak berhenti pada kata guru, ada sesuatu yang lebih penting dari itu, yakni jiwa seorang guru, the soul of teacher, atau ruh al-mudarris. (Ismail, 2009,Strategi Pembelajaran PAIKEM)

Tugas guru itu mengkonfirmasikan pengetahuan, sebagai model / contoh untuk murid-muridnya, dan sebagai pribadi yang idealis, ulet dan cermat. Di samping tugas itu guru berjasa untuk pemberian pengetahuan, pembina akhlak mulia, dan petunjuk tentang hidup yang baik.

cukup sekian materi kali ini

semoga bermanfaat

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun