Mohon tunggu...
yunita salsalinabr
yunita salsalinabr Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Termokimia itu Apa sih?

2 April 2023   21:57 Diperbarui: 2 April 2023   22:28 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Termokimia Itu Apa Sih?

Oleh: Yuni Salsalina Br Sitepu

Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari energi yang berkaitan ke dalam, entalpi, entropi, dan energi bebas Gibbs. Tujuan utama dari termokimia adalah menetapkan kriteria untuk menentukan kemungkinan atau spontanitas dari transformasi yang diperlukan. Dengan cara ini, termokimia digunakan untuk memprediksi perubahan energi, perubahan fasa, dan pembentukan larutan dalam reaksi kimia. Sebagian besar sifat termokimia berkembang dari penerapan hukum pertama termodinamika, hukum kekekalan energi, hingga fungsi. Seperti yang kita ketahui energi itu adalah suatu kemampuan benda untuk melakukan pekerjaan ataupun kerja. Dengan kata lain setiap benda itu memiliki energinya masing-masing. Adapun setiap benda itu memiliki energi yang dapat Kita bedakan menjadi dua yaitu energi kinetik dan energi. Sebagai contoh yang dapat kita lihat yaitu energi pada angin, energi yang terdapat pada air terjun dan yang terdapat pada kipas angin yang kita gunakan sehari-hari yaitu berputar. Sedangkan Adapun energi potensial itu merupakan energi yang dimiliki oleh suatu benda itu dikarenakan keadaan atau kedudukan benda tersebut contohnya adalah gravitasi dan pegas.

Sama seperti materi kimia yang lainnya termokimia ini juga mempunyai persamaannya yaitu yang berbunyi persamaan termokimia adalah persamaan kimia yang dilengkapi dengan harga perubahan entalpi. Dan persamaan termokimia ini juga mempunyai beberapa jenis perubahan entalpi standarnya yaitu yang pertama perubahan entalpi pembentukan standar. Di mana perubahan entalpi pembentukan standar ini merupakan kalor yang diserap ataupun dilepaskan pada saat pembentukan 1 mol zat yang berasal dari unsur-unsur yang diukur kira-kira pada Suhu 25 derajat Celcius dan dengan tekanan 1 atmosfer. Dan yang kedua yaitu entalpi penguraian standar. Di mana entalpi penguraian standar itu merupakan kalor yang dapat diserap ataupun yang dilepaskan pada penguraian 1 mol zat akan menjadi unsur-unsurnya. Ketiga yaitu entalpi pembakaran standar. Di mana entalpi pembakaran standar ini merupakan kalor yang dapat dilepas pada saat pembakaran 1 mol zat ataupun reaksinya dengan oksigen ini dapat diukur pada Suhu 25 derajat Celcius dan dengan tekanannya yaitu Satu atmosfer. Yang ke-4 yaitu entalpi netralisasi di mana entalpi netralisasi ini merupakan kalor yang dapat dilepas pada proses pembentukan 1 mol air dan dengan reaksi asam basa pada suhu biasanya adalah 25 derajat Celcius dan dengan tekanan yaitu 1 atmosfer. Dan yang kelima adalah yang terakhir yaitu entalpi pelarutan, di mana entalpi pelarutan ini merupakan kalor yang dapat dilepas ataupun diserap pada pelarutan dalam 1 mol zat.

Adapun penerapan termokimia dalam kehidupan yaitu dapat kita lihat dari kromatografi lapis tipis di mana aktivitas termokimia ini menjadi bagian penting dari proses yang mengembangkan noda ataupun kotoran pada kromatografi lapis tipis ini. Noda tersebut akan berpendar dalam suatu tempat yang telah terpapar oleh Sinar Ultra Ungu yang di mana pada saat dipanaskan itu sekitar suhu yang tinggi. Adapun reaksi pada larutan ini dapat dideteksi dengan memisahkan pada silika gel yaitu dengan ikatan aminopropil. Adapun permukaan lempeng silika gel ini biasanya bertindak sebagai katalis yang dapat melakukan konjugasinya bersama senyawa seperti elektron yang melimpah. Adapun proses termokimia yang membuat bioetanol ini yaitu tingkat daya gunanya sangat tinggi. Adapun termokimia yang mampu memanfaatkan komponen lightning yaitu yang hanya tidak berguna ataupun terbuang pada pembuatan bioetanol dengan proses biokimia. Penggunaan katalis ini merupakan suatu kerumitan dari pembuatan bioetanol ini yaitu penggunaannya dengan tepat. Adapun katalis ini dapat digunakan dengan bahan dasar yaitu berupa radium tembaga kobaltheum seng dan besi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun